News
Jumat, 23 Oktober 2015 - 15:00 WIB

KABUT ASAP : Pakar Gambut: Ada Pembiaran Kebakaran Lahan, 2016 akan Terulang!

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto udara kebakaran lahan di kawasan Kabupaten Banyuasin, Sumsel, Selasa (20/10/2015). Berdasar pantauan satelit Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menemukan 654 titik panas berada di Sumatra Selatan. (JIBI/Solopos/Antara/Nova Wahyudi)

Kabut asap diprediksi bakal terulang pada 2016. Masalahnya, tidak ada upaya pencegahan terhadap kebakaran lahan gambut.

Solopos.com, PEKANBARU — Lambannya keputusan dan tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam menangani bencana kabut asap di wilayah Riau dan menyebar hingga Sumatra dan Kalimantan bahkan Papua tahun ini diperkirakan memicu bencana tersebut terulang pada 2016 mendatang.

Advertisement

Direktur Pusat Studi Bencana yang juga ahli gambut Universitas Riau, Haris Gunawan, mengatakan bila keputusan dan penanganan bencana asap masih dari perspektif Jakarta, kasus ini akan terus berulang.

“Bencana kabut asap ini murni buatan manusia [man made disaster], jadi sebenarnya ini bisa dicegah kalau pemerintah mau. Tetapi kalau tindakan dan keputusan penanganan tetap dari Jakarta, bencana asap ini akan berulang termasuk 2016 nanti,” katanya kepada Bisnis/JIBI, (Jumat 23/10/2016).

Haris mengatakan saat ini ada pembiaran massal yang dilakukan oleh aparatur pemerintah di semua lini mulai tingkat paling rendah hingga yang paling tinggi di skala nasional. Pembiaran itu maksudnya lahan dan hutan yang terbakar dibiarkan tanpa ada upaya mencegah terjadinya hal tersebut.

Advertisement

Padahal semua pihak sudah tahu dan bisa melakukan prediksi kapan terjadinya musim kemarau yang membawa angin kering dan membuat lahan-lahan dan hutan di wilayah gambut menjadi rawat kebakaran. Seharusnya, pemerintah sigap dan tanggap akan kondisi ini.

Dia mencontohkan pemerintah bisa melakukan langkah menerjunkan aparat ke tiap-tiap wilayah rawan terbakar atau istilahnya pom bensin dalam bentuk gambut yang kering itu. “Tindakan kanalisasi yang sudah berjalan lama membuat gambut menjadi kering dan ibaratnya pom bensin gambut, kalau ada puntung rokok saja hinggap itu dipastikan langsung terbakar dan apinya menjalar cepat ke mana-mana,” katanya.

Tetapi bila pemerintah tanggap dan menurunkan aparat seperti dari TNI dan kepolisian ke lokasi tersebut, niscaya para pembakar yang biasanya pesuruh itu akan ciut nyalinya dan membatalkan rencana membakar lahan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif