News
Jumat, 12 Agustus 2016 - 18:00 WIB

KABUT ASAP : Masih Ada 217 Titik Api, Jokowi Minta Pemadaman Dipercepat

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemadaman kebakaran hutan (Dok. Solopos.com)

Kabut asap masih mengancam. Pasalnya, masih ada ratusan titik api hingga saat ini yang membuat Presiden Jokowi angkat bicara.

Solopos.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan kementerian/lembaga terkait untuk segera melakukan langkah percepatan pemadaman kebakaran hutan sebelum memasuki perkiraan titik kritis kebakaran pada September-Oktober 2016.

Advertisement

Dalam pembukaan rapat terbatas, Presiden menyukuri penurunan signifikan titik api sebanyak 74% hingga Agustus 2016 bila dibandingkan dengan tahun lalu. Namun, dia meminta jajarannya untuk memberikan perhatian penuh pada 217 titik api yang saat ini terlihat di wilayah hutan Indonesia.

“Saya lihat beberapa titik ada di Riau, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan. Mumpung masih 20, 15, 30 titik api, agar segera diselesaikan. Jangan dibiarkan bertambah tapi kalau diselesaikan lebih awal akan lebih bagus,” katanya di Kantor Presiden, Jumat (12/8/2016).

Kepala Negara meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Kehutanan, Polri, dan TNI untuk melakukan penyelesaian sedini mungkin dalam memadamkan titik api. Dia mengatakan edukasi juga diperlukan untuk pemilik lahan dan masyarakat. Dia juga menginstruksikan untuk melakukan modifikasi cuaca untuk memadamkan titik api.

Advertisement

“Beberapa pekan terakhir ini sudah saya lihat penanganan di darat, lewat udara lewat water bombing, saya kira juga sudah dilakukan. Dan mumpung ini masih suasana mendungnya masih ada, mungkin juga teknologi modifikasi cuaca juga bisa dilakukan,” jelasnya.

Selain itu, dia meminta penegakkan hukum yang tegas harus betul-betul dilakukan, baik kasus administrasi, perdata maupun pidana untuk menciptakan kepastian hukum dan memenuhi rasa keadilan masyarakat. Terakhir, Jokowi meminta perbaikan dan penataan ekosistem gambut oleh Badan Restorasi Gambut (BRG) untuk terus dipercepat agar manfaatnya dapat segera terlihat.

“Tahun lalu sudah saya sampaikan, ini saya ulang lagi dan agar dievaluasi, setiap lahan yang ada agar upaya pembasahan lahan gambut berjalan dengan baik, baik dengan embung maupun kanal-kanal yang tahun lalu sudah kita mulai,” jelasnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif