News
Jumat, 23 Oktober 2015 - 19:00 WIB

KABUT ASAP : Korban Berjatuhan, Jokowi Minta Anak dan Bayi Dievakuasi ke Kantor Pemda

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kabut asap pekat menyelimuti Kota Palembang, Sumsel. Rabu (30/9/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Nova Wahyudi)

Kabut asap telah menelan korban, termasuk beberapa korban jiwa anak-anak. Presiden pun meminta anak dan bayi diungsikan.

Solopos.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan evaluasi penanganan kebakaran lahan dan hutan serta evakuasi korban kabut asap.

Advertisement

Dalam pembukaan rapat terbatas tentang kebakaran hutan dan lahan, Presiden Jokowi mengatakan langkah-langkah pengendalian kebakaran lahan/hutan dan penanganan korban kabut asap harus dievaluasi. Pasalnya, jumlah titik panas di Sumatera, Kalimantan, bahkan Sulawesi dan Papua terus terpantau dari satelit.

Titik panas terbanyak berlokasi di Pulau Sumatera 826 titik dan Kalimantan 974 titik. “Kondisi ini sangat berdampak dan sudah masuk dalam kategori yang sangat tidak sehat,” tegas Jokowi di Kantor Presiden, Jumat (23/10/2015).

Untuk itu, Presiden Jokowi menginstruksikan proses evakuasi warga, terutama anak dan bayi, ke kantor-kantor pemerintahan daerah. Kantor-kantor itu misalnya kantor bupati, puskesmas, maupun rumah sakit daerah yang dikondisikan dengan alat pembersih udara sehingga memiliki kualitas udara yang cukup baik.

Advertisement

“Saya pikir tidak perlu dievakuasi di luar kota karena bisa saja evakuasi itu di kota itu. Kalau dievakuasi keluar kota juga akan menyulitkan,” tuturnya.

Presiden Jokowi menugaskan Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek untuk memobilisasi bantuan kesehatan dari pihak kementerian, swasta, maupun BUMN.

“Saya kira harus sudah mulai ke arah sana. Baik untuk yang berkaitan dengan ISPA yang berkaitan dengan kesehatan lainnya yang terdampak dari asap,” kata presiden.

Advertisement

Terkait pendidikan, Presiden Jokowi menginstruksikan agar menteri dan jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan turun langsung ke daerah kebakaran lahan untuk memantau kesiapan para siswa dalam menghadapi ujian akhir semester.

Solusi dari Kemendikbud diharapkan dapat membuat para siswa dan orang tua siswa tenang dalam menghadapi kegiatan belajar mengajar yang sempat diliburkan akibat kabut asap.

“Penting sekali, meski step-stepnya sudah disiapkan tapi perlu diturunkan ke bawah agar mereka semua tahu apa yang akan kita lakukan,” pungkasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif