News
Jumat, 25 September 2015 - 07:10 WIB

KABUT ASAP : Atasi Kebakaran Kalteng, Jokowi Minta Dilakukan Kanalisasi

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi memberikan sambutan seusai menyerahkan korban sapi di Masjid Al Karomah, Martapura, Kalsel, Kamis (24/9/2015). (Istimewa)

Kabut asap masih menjadi momok bagi warga di Kalimantan. Presiden Jokowi memantau langsung untuk mengatasi masalah tersebut.

Solopos.com, SOLO – Seusai melaksanakan salat Iduladha di Masjid Al Karomah, Martapura, Kalimantan Selatan (Kalsel), Kamis (24/9/2015), Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung meninjau titik api atau hotspot di Desa Henda, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng) pada Kamis (24/9/2015) siang. Presiden Jokowi dan rombongan langsung meninjau lokasi hutan yang masih terbakar.

Advertisement

Awalnya, Presiden Jokowi meninjau ke dalam hutan hanya bersama Bupati Pulang Pisau selama kurang lebih selama 15 menit. Kemudian Presiden kembali ke pinggir hutan untuk mengajak Menko Polhukam, Menteri Lingkungan Hutan, dan Kehutanan Siti Nurbaya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti.

Kepada wartawan Presiden Jokowi mengakui jika kabut di Pulang Pisau semakin pekat karena memang di kanan kiri semua terbakar.  “Kita harus sampaikan apa adanya, ini yang banyak adalah lahan gambut,” kata Presiden Jokowi.

Presiden menegaskan, kunci mengatasi kebakaran hutan dan lahan di Kalteng ada di kanal, kanalisasi yang memang harus dikejar. Untuk itu, Presiden Jokowi mengaku telah memerintahkan perintahkan ke BNPB, ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan agar dibuat kanalnya secepat-cepatnya, dan nantinya akan dikerjakan Zeni (TNI AD) yang mobilisasinya cepat.

Advertisement

“Kalau enggak seperti itu, nanti tidak akan rampung-rampung masalahnya. Tadi sudah di kabupaten Pulang Pisau saja 1900 hektare yang kita lihat. Kalau tidak segera dilakukan langkah-langkah yang konkret, langkah-langkah yang cepat akan seperti ini terus dan berulang-ulang,” tegas Presiden.

Mengenai pengamanan selama pembuatan kanal, Presiden Jokowi mengatakan, Panglima TNI dan Kapolri sudah disampaikan. Presiden juga mengingatkan,  bahwa penduduk kita itu untuk land clearing, pembersihan lahan itu budaya lamanya adalah dengan membakar. “ Itu juga sosialisasi besar-besaran harus dilakukan, tidak boleh lagi seperti,” ujarnya.

Adapun terkait konsensi, Presiden Jokowi meminta wartawan menanyakan kepada Menteri LHK Siti Nurbaya. Namun, Presiden menyebutkan, ia telah memerintahkan agar dibuat konsensus lagi, pemilik harus membuat embung, pemilik harus membangun kanal, harus ada drainasenya sehingga kebutuhan air kalau ada apa-apa itu ada.

Advertisement

“Jangan seperti ini, enggak mungkinlah kita pakai pemadam kebakaran kemudian yang dipadamkan hanya pinggir, yang tengah enggak bisa, berapa panjang pipa yang ditarik. Ini jangka tengah, jangka panjang tapi memang harus direalisasikan. Kita enggak mau setiap tahun bolak balik kayak gini terus,” tutur Presiden Jokowi seperti dilansir setkab.go.id.

Presiden juga mengingatkan, bahwa kanal itu dipakai untuk mendapatkan air bukan untuk membuang, menyedot air keluar. “Itu yang enggak boleh, sudah kita peringatkan yang itu. Kita mengerti lapangannya sekarang,” ujarnya.

Lantas ada berapa kanal yang akan dibangun? “Di tempat-tempat prioritas yang sangat-sangat rawan kebakaran. Pak Bupati sudah tahu titik-titiknya, tadi sudah diberikan dua titik yang harus segera dilakukan. Tanya Pak Bupati,” jawab Presiden Jokowi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif