News
Minggu, 21 September 2014 - 20:30 WIB

JOKOWI PRESIDEN : Pengamat: Jokowi Harusnya Bicara Kabinet, Bukan Komentar Soal Koalisi

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Calon presiden terpilih dalam Pilpres 2014 Joko Widodo (kedua kanan), dengan didampingi Ketua Umum Apindo Sofjan Wanandi, menyapa sejumlah pengusaha saat menghadiri Peluncuran Buku Roadmap Perekonomian Apindo di Jakarta, Kamis (18/9/2014). (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Pengamat politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya, mengkritik presiden terpilih Joko Widodo yang banyak komentar tentang pembentukan koalisi. Ia malah mendorong Jokowi lebih banyak bicara kabinet karena itu wilayah otoritasnya.

“Kalau Jokowi bicara pembentukan koalisi, ditakutkan Jokowi akan menghabiskan energi dalam hal politik praktis dan itu menjebak dirinya sendiri dalam janji-janji kepada masyarakat,” katanya saat dihubungi Bisnis/JIBI, Minggu (21/9/2014).

Advertisement

Sebelumnya, Jokowi berkomentar tentang kemungkinan dua partai politik Koalisi Merah Putih, yaitu PAN dan PPP, yang memberikan sinyal akan bergabung dalam koalisi Jokowi-JK. Bahkan Jokowi mengatakan prosesnya sudah mencapai 80% karena tokoh kedua partai hadir dalam rakernas IV PDI Perjuangan.

Yunarto Wijaya mengingatkan Jokowi sejak awal dalam kampanye menyampaikan kabinetnya berasal dari profesional. Tetapi dalam pengumuman kementerian pada awal pekan lalu ada 34 kementerian dengan komposisi 18 menteri profesional murni dan 16 profesional partai. “Apa gunanya apa sebuah pernyataan sudah 80%, dilihat dari sisi otoritas bukan Jokowi,” kata Yunarta.

Secara praktis, lanjut Yunarto, pernyataan itu membuka rahasia panggung belakang sehingga tidak cukup bijak dilakukan oleh Jokowi. Dikhawatirkan kejadian sama terjadi seperti awal Pilpres 2014 saat PAN dan Partai Demokrat yang hampir merapat justru sikapnya berubah.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif