News
Senin, 22 Mei 2023 - 13:41 WIB

Jokowi Diminta Tunjuk Menkominfo Baru dari Akademisi & Teknokrat, Bukan Parpol

Sholahuddin Al Ayyubi  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny G Plate ikut didaftarkan sebagai bakal calon legislatif (caleg) dari Partai Nasional Demokrat (NasDem) pada Pemilu 2024. (Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) disarankan memilih Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) dari teknokrat dan akademisi, bukan dari kalangan elite partai politik (parpol), sehingga bisa bekerja secara profesional dan terbebas dari kepentingan politik 2024.

Dosen Fakultas Hukum Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah mengakui bahwa saat ini ada beberapa nama yang beredar untuk menjadi menkominfo menggantikan tersangka Johnny G. Plate.

Advertisement

Antara lain Sandiaga S Uno, Wishnutama Kusubandio, Hary Tanoesoedibjo dan Jenderal TNI (Purn.) Muhammad Andika Perkasa. 

Trubus menyarankan Jokowi memilih sosok pengganti Johnny G Plate bukan dari kalangan politik dan tidak memiliki keterikatan dengan bisnis yang akan diawasi. 

Advertisement

Trubus menyarankan Jokowi memilih sosok pengganti Johnny G Plate bukan dari kalangan politik dan tidak memiliki keterikatan dengan bisnis yang akan diawasi. 

Pasalnya, jika Menkominfo memiliki konflik kepentingan dengan bisnisnya atau parpolnya, regulasi yang nantinya akan dikeluarkan Kemenkominfo akan bias.

“Saya mengamati selama ini banyak tersangka korupsi berasal dari parpol, sehingga sosok teknokrat dan akademisi merupakan yang paling tepat menjabat sebagai Menkominfo,” tutur Trubus di Jakarta, Senin (22/5/2023), mengutip Bisnis.com.

Advertisement

Dia mencatat, dari beberapa menteri di kabinet Presiden Jokowi yang dijadikan tersangka korupsi, mereka memulai dari korupsi kebijakan yang dibuatnya.

Sebagai seorang pejabat publik, menurut Trubus, seorang menteri dapat membuat regulasi dengan membuat celah yang dapat menguntungkan dirinya atau kelompoknya. 

Sampai saat ini, lanjutnya, aparat penegak hukum di Indonesia masih kesulitan untuk melakukan tindakan terhadap korupsi kebijakan.

Advertisement

“Jika Presiden memilih sosok dari parpol dan memiliki konflik kepentingan dengan kerajaan bisnisnya, maka akan terjadi kontra produktif. Menkominfo baru bukan meningkatkan pelayanan publik. Justru masyarakat berpotensi menjadi tunggangan kepentingan tertentu. Terlebih lagi tahun ini merupakan tahun pemilu. Selain itu, pada UU Cipta Kerja Presiden Jokowi ingin mewujudkan digital dividen bagi Bangsa Indonesia,” katanya.

 

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Jokowi Diminta Tunjuk Menkominfo Baru dari Akademisi dan Teknokrat”

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif