News
Jumat, 16 Mei 2014 - 07:15 WIB

JOKOWI CAPRES : Ini Jargon Revolusi Mental Jokowi

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Calon presiden (capres) PDI Perjuangan Joko Widodo alias Jokowi bersalaman dengan warga saat meninggalkan Rumah Dinas Wali Kota Solo Loji Gandrung, Solo, Jawa Tengah, Kamis (15/5/2014). Jokowi selanjutnya melanjutkan perjalanannya untuk menemui para kader PDI Perjuangan di sejumlah wilayah Jawa Tengah. (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO—Calon presiden (capres) Joko Widodo berkunjung ke Solo, Kamis (15/5/2014) pagi sekitar pukul 08.45 WIB. Kunjungan Jokowi tersebut tak lain adalah meminta petunjuk soal calon wakil presiden (cawapres) kepada Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, di rumah dinas Loji Gandrung.

Setibanya di lokasi, Jokowi lantas berbicara empat mata dengan Rudi, sapaan akrab Wali Kota. Pembicaraan tertutup itu berlangsung kurang lebihnya 15 menit.

Advertisement

Seusai pertemuan, kepada wartawan, Jokowi mempertegas kerjasama dengan partai politik lain bersifat tanpa syarat. Hal itu ditegaskannya saat menjawab pertanyaan seputar rumor Golkar akan membawa kepentingan Lapindo ke pencapresannya. Pihaknya terbuka dengan partai apapun, termasuk partai Golkar.

“Kalau kita dengan partai apapun terbuka. Masak ada partai yang mau gabung kita bilang jangan. Malah nanti komplit, ada merah, kuning, hijau, biru,” kata dia.

Jokowi juga mengungkapkan jargon revolusi mental yang diusungnya.

Advertisement

“Revolusi mental itu artinya membangun manusianya dulu, membangun jiwanya. Pendidikan mulai dari SD persentasenya 70-30 persen pembangunan karakter, sikap, perilaku dan budi pekerti. Menginjak ke tingkatan SMP, 60-40 karakter juga masih ada. SMA/SMK 80-20 persen, karakter. Tanpa pembangunan manusia yang kita dahulukan, sekaya apapun sebuah negara, provinsi, ya, percuma. Kuncinya di pembangunan manusia,” tandasnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif