News
Jumat, 21 Juni 2019 - 09:20 WIB

Jokowi Akui PPDB Zonasi Banyak Masalah

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengakui  pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sistem zonasi di lapangan banyak masalah yang perlu dievaluasi.

“Memang di lapangan banyak masalah yang perlu dievaluasi, tapi tanyakan lebih detail kepada Menteri Pendidikan,” kata Jokowi ketika ditanya wartawan di Kabupaten Gresik, Jawa Timur seusai membagikan 3.200 sertifikat tanah, Kamis (20/6/2019).

Advertisement

Sebelumnya, sejumlah orang tua siswa di beberapa wilayah Jawa Timur mengeluhkan proses penerimaan peserta didik baru tahun 2019 tingkat SMA/SMK Negeri dengan sistem zonasi karena membuat bingung saat mencari sekolah yang tepat untuk anaknya.

Sejumlah orang tua siswa juga sempat mendatangi kantor Dinas Pendidikan di beberapa wilayah di Jatim, seperti di Surabaya dan Madiun memprotes pelaksanaan sistem tersebut. Bahkan, ratusan wali murid sempat menggelar aksi unjuk rasa yang nyaris ricuh di depan kantor Dinas Pendidikan Surabaya.

Wali murid SDN Barata Jaya Surabaya Fitri Suhermin mengaku kecewa karena peladen (server) yang telah ditutup pada Rabu, 19 Juni 2019, dibuka kembali pada Kamis pagi.

Advertisement

“Kami ingin server ditutup dan PPDB zonasi dibatalkan,” ujarnya.

Fitri kecewa karena pada PPDB sistem itu mengakibatkan anaknya tidak bisa masuk ke SMPN 8 yang jaraknya hanya 700 meter dari rumahnya.

“Yang diterima NUN (Nilai Ujian Nasional) lebih kecil, tapi jaraknya emang lebih dekat,” ujarnya.

Advertisement

Ketua Dewan Pendidikan (DP) Kota Madiun, Eddie Sanyoto juga mengaku prihatin terhadap polemik PPDB siswa jenjang SMA/SMK. Apalagi di kotanya, menjelang penutupan pendaftaran ada dua sekolah dari enam SMA negeri yang pagunya belum terpenuhi. Sementara empat SMA negeri jumlah pendaftar justru membludak.

“Kami prihatin dengan polemik PPDB siswa jenjang SMA/SMK. Ini sudah kami prediksi sejak awal. Harapan kami pemerintah daerah bisa turun tangan, agar ada komunikasi dengan Pemprov Jatim untuk mengatasi masalah ini,” kata Eddie.

 

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif