News
Senin, 30 Januari 2012 - 16:00 WIB

JM Rekayasa Laporan Perkosaan Karena Malu Sama Keluarga

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JAKARTA – Mahasiswi kebidananan, JM, dipastikan telah merekayasa laporan perkosaan. JM malu kepada keluarga karena telah kehilangan kegadisannya.

“Motifnya dia takut diketahui telah berhubungan badan karena di keluarganya dianggap tabu,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto, di Mapolda Metro Jaya, Senin (30/1/2012).

Advertisement

Rikwanto mengaku masih mendalami penggunaan pasal laporan palsu.

“Ini yang sedang kita dalami, yang jelas keterangan dia tidak benar. Kalau sempurnanya pasal palsu itu kaitannya ada yang dirugikan. Entah dia menuduh seseorang atau kelompok. Tapi dia hanya melaporkan dugaan perkosaan oleh lima pria saja yang tidak diketahui namanya,” jelas Rikwanto.

Lalu bagaimana dengan sopir angkot C01 yang merasa dirugikan akibat angkotnya disebut-sebut? “Di sisi lain ada warga angkot merasa omzet turun, jalur situ diduga rawan perkosaan. Ini perlu diluruskan dan sudah diberi penjelasan yang terjadi sebenarnya bukan perkosaan tapi suka sama suka,” jawab Rikwanto.

Advertisement

Ia menambahkan, Su juga tidak dirugikan dengan adanya laporan palsu JM itu. Sebab, JM tidak pernah menyebut nama Su dalam laporan dia.

“Dia (JM-red) hanya mengimajinasikan ada lima pemerkosa. Su ini muncul karena kita mencari siapa rekan dekatnya, lalu kita selidiki dan diketemukan di Solo. Setelah diketemukan di solo, dia tidak memperkosa, tetapi suka sama suka,” papar Rikwanto.

Bahkan, dalam perjalanan Su menuju ke Solo, JM sempat mengirimkan pesan singkat kepada Su. Dalam pesan singkat itu, Jm meminta agar Su mematikan telepon selularnya karena tante JM sudah melaporkan Su ke polisi.

Advertisement

“Sehingga Su, dengan pesan si JM ini, dia membuang sim cardnya dan yang menemani laporan itu adalah kawan satu kosnya dan laporannya bukan seketika itu, tetapi keesokannya. Keluarga JM juga tidak di Jakarta,” kata Rikwanto.

(detikcom)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif