SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Solopos.com, MAGETAN – Sekitar 3.000 pendaki diprediksi merayakan pergantian Tahun Baru Islam di Gunung Lawu. Sabtu (31/8/2019) sore, jalur pendakian Gunung Lawu di Magetan, Jawa Timur, mulai dipadati pendaki. Jumlahnya meningkat 10 kali lipat dibandingkan hari biasa.
Kapolres Magetan, Jawa Timur, AKBP Muhammad Riffai, mengatakan bekerja sama dengan TNI dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan untuk memantau dan mengamankan jalur pendakian Gunung Lawu via Magetan. Tak tanggung-tanggung, 450 personel gabungan disiagakan mengamankan malam pergantian Tahun Baru Hijriah di Magetan.
“Untuk malam Sura biasanya banyak pendaki ke Puncak Lawu. Kami telah berkoordinasi dengan BPBD, TNI, serta Perhutani untuk pemantauan. Biasanya jumlah pendaki naik 10 kali lipat dibandingkan hari biasa,” kata AKBP Muhammad Riffai seperti dilansir Detik, Sabtu (31/8/2019).
BPBD juga telah menyediakan posko kesehatan dan tempat istirahat di area pintu masuk jalur pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu. Posko ini dibuat untuk mengantisipasi keadaan darurat yang dialami pendaki. BPBD juga mengimbau pendaki tidak membuat api unggun yang mungkin menyebabkan kebakaran hutan.
Sebagai informasi, Gunung Lawu berada di tiga kabupaten, Magetan dan Ngawi di Jawa Timur serta Karanganyar, Jawa Tengah. Gunung setinggi 3.265 mdpl itu memiliki lima jalur pendakian. Dua di karanganyar, yakni Cemoro Kandang dan Candi Cetho.
Sedangkan dua jalur pendakian Gunung Lawu di Magetan, yakni Cemoro Sewu dan terbaru di Singolangu yang merupakan petilasan Raja Brawijaya. Jalur terakhir berada di Jogorogo, Ngawi, Jawa Timur.
Dikutip dari Okezone, mendaki Gunung Lawu di malam 1 Sura merupakan kebiasaan masyarakat lokal. Hal itu dilakukan sebagai wujud pelestarian tradisi leluhur. Biasanya, para pendaki akan berziarah ke tempat sakral hingga bersemedi dan berdoa meminta kehidupan yang lebih baik.