News
Minggu, 20 Juni 2021 - 08:46 WIB

Jejak ‘Tamasya’ Kawin Kontrak di Kota Santri Cianjur

Newswire  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pernikahan (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, CIANJUR – Praktik kawin kontrak yang terjadi di wilayah Cianjur lambat laun menggeser predikat Kota Santri di kawasan Jawa Barat tersebut. Ironisnya kini prestise ribuan pondok pesantren di sana seolah-olah luntur akibat munculnya fenomena kawin kontrak di Cianjur.

Praktik kawin kontran di Kota Santri Cianjur ini setidaknya telah terdeteksi sejak 2015. Hal itu disampaikan langsung oleh Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Cianjur, H. Ahmad Yani.

Advertisement

"Diawali dengan adanya laporan-laporan masyarakat yang kemudian kita coba telusuri ke lapangan," terangnya seperti dikutip dari Detik.com, Minggu (20/6/2021).

Fenomena kawin kontrak di Cianjur paling sering terjadi di tiga wilayah di Cianjur, yaitu  Puncak (Cipanas), Sukarsemi, dan Pacet. Kaum wanita di sana dimanfaatkan oleh pria hidung belang yang datang dari Timur Tengah untuk dijadikan istri dalam waktu tertentu sesuai perjanjian.

Advertisement

Fenomena kawin kontrak di Cianjur paling sering terjadi di tiga wilayah di Cianjur, yaitu  Puncak (Cipanas), Sukarsemi, dan Pacet. Kaum wanita di sana dimanfaatkan oleh pria hidung belang yang datang dari Timur Tengah untuk dijadikan istri dalam waktu tertentu sesuai perjanjian.

Baca juga: Rawa Jombor Klaten “Sekarat”

Tanpa disadari para wanita di sana telah menjadi sekaligus korban nyata dari praktik tersebut. Mereka pun menjalani kawin kontrak karena rata-rata tergiur iming-iming uang dan harta benda lainnya dari praktik prostitusi tersebut.

Advertisement

Mereka biasanya datang ke Cianjur pada musim haji karena bersamaan dengan liburan di Timur Tengah. Hal itulah yang kemudian dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk menawarkan jasa kawin tamasya.

"Dia mah liburan tapi liburan ingin gitu lah, ibaratnya. Cari kepuasan di Indonesia kayaknya," kata Ecep—bukan nama sebenarnya—calo kawin kontrak yang ditemui pekan lalu.

Baca juga: Sejarah Saminisme di Pantura: Berawal dari Petani di Randublatung Blora

Advertisement

Praktik kawin kontrak di Kota Santri Cianjur ini bisa dibilang cukup rapi. Ecep dan kawan-kawannya berbagi tugas, mulai dari menjemput klien hingga menyiapkan segala keperluan kawin kontrak, termasuk mencari penghulu cabutan serta saksi dan wali gadungan.

"Kalau sudah siap ceweknya, sudah. Sehari juga beres," kata Ecep.

Praktik prostitusi berkedok kawin kontrak itu pun berhasil diredam pandemi. Walaupun sebenarnya kalangan Pemkab Cianjur sudah mengetahui adanya fenomena tersebut.

Advertisement

Meskipun sudah dilarang, praktik kawin kontrak ternyata masih terjadi. Para wanita menjalani kawin kontrak dengan alasan ekonomi.

Tetapi kini saat pandemi terjadi, mereka yang biasa menjalani kawin kontrak dengan pria Timur Tengah beralih menjadi pemandu lagu bagi pria lokal.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif