News
Rabu, 15 Januari 2020 - 21:55 WIB

Janjikan Gaji US$500/Bulan, Rayuan Palsu Raja Totok untuk Mantan Danramil

Muhammad Nadhir Attamimi  /  Harian Jogja  /  Adib M Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Hadi Suroso (Harian Jogja-Muhammad Nadhir Attamimi)

Solopos.com, GUNUNGKIDUL -- Mantan orang kepercayaan Sinuhun Totok Santosa Hadiningrat--yang viral setelah mengklaim menjadi Raja Keraton Agung Sejagat, di Purworejo, Jawa Tengah--buka suara. Ada kisah kelam yang membuatnya bahagia mendengar kabar Totok telah ditangkap polisi.

Dia adalah Hadi Suroso, 74, warga Padukuhan Tompak, Desa Ngawu, Kecamatan Playen, Gunungkidul, yang mengaku memiliki kisah kelam dengan Totok Santosa. Pria yang akrab disapa Roso ini pernah menjadi orang kepercayaan Totok Santosa sebagai Koordinator atau Ketua Gunungkidul Development Commite (DEC).

Advertisement

Menurut pengakuan Roso, DEC sendiri merupakan lembaga yang dinakhodai oleh Totok. "Totok itu yang punya DEC DIY [Daerah Istimewa Yogyakarta]-Jateng, saya dulu dipercaya untuk menjadi koordinator untuk wilayah Gunungkidul," kata Roso saat ditemui Harian Jogja di rumahnya, Rabu (15/1/2020) siang.

Namun, sebelum lebih jauh mempertanyakan sosok Totok, Harian Jogja mencoba mengonfirmasi lebih dulu paras sang raja melalui foto yang beredar. Tak pelak, Roso membenarkan bahwa sosok itu adalah Totok yang dimaksudkan.

Totok yang berpakaian raja dengan didampingi seorang permaisuri itu pernah menjanjikan dirinya gaji lumayan sebagai Koordinator Gunungkidul DEC. Gaji yang dijanjikan itu senilai US$500 dolar setiap bulan atau sekitar Rp6.848.775 dengan kurs rupiah saat ini.

Advertisement

Tak pelak, saat wartawan memberikan informasi bahwa Totok Santosa saat ini sudah dicokok polisi, Roso tampak bahagia. "Saya dulu sampai jual sawah hanya untuk biayai kegiatan dia," ujarnya.

Bahkan, rumah yang dia tempati saat ini pernah menjadi sekretariat Gunungkidul DEC. Totok Santosa bersama anggotanya pun sudah berkali-kali datang ke rumahnya untuk menggelar rapat guna menjaring lebih banyak masyarakat agar ikut Gunungkidul DEC.

Saat ditanya alasan kenapa dirinya bergabung, Roso terdiam sejenak. Sambil membenarkan duduknya, Roso mengenang kembali masa pahit itu. Kejadian itu bermula pada 2016 silam saat Roso didatangi seorang warga Wonosari bernama Retno yang didampingi Totok Santosa.

Advertisement

Kedatangan mereka di kediamannya tersebut sebagai bentuk keseriusan Totok untuk mengembangkan lembaga yang miliknya itu bisa berkembang dari DIY-Jateng DEC hingga ke pelosok, salah satunya Gunungkidul.

"Lah, wong saya saja tidak pernah kenal dengan Bu Retno sebelumnya, ya pertama kali keratonkenal pas datang kerumah itu bersama Totok," paparnya.

Keduanya saat itu beralasan bahwa sebagai mantan Komandan Rayon Militer (Danramil), Roso bisa memegang DEC di Gunungkidul. Sebab, waktu itu Retno mengungkapkan kepada Totok bahwa Roso merupakan tokoh yang berpengaruh.

"Katanya saya itu orangnya berpengaruh, bisa ngumpulke massa makanya saya cocok untuk memimpin Gunungkidul DEC," ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif