News
Selasa, 13 November 2012 - 11:59 WIB

JAMU KIMIA Masih Marak, Jamu Tradisional Terancam

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Berbagai jenis jamu tradisional berbahan dasar alami dijual di salah satu kios di Pasar Gede, Solo. Maraknya peredaran jamu berbahan kimia yang sebagian di antaranya justru berbahaya mengancam jamu tradisional. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Berbagai jenis jamu tradisional berbahan dasar alami dijual di salah satu kios di Pasar Gede, Solo. Maraknya peredaran jamu berbahan kimia yang sebagian di antaranya justru berbahaya mengancam jamu tradisional. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

JAKARTA – Maraknya peredaran jamu kimia menjadi isu utama Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia (GP Jamu) 2012.
Advertisement

Charles Saerang, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia (GP Jamu), menuturkan peredaran jamu kimia dikhawatirkan membuat industri jamu rakyat gulung tikar. “Pemerintah seharusnya bisa membina industri jamu dari usaha kecil dan menengah dengan sebaik mungkin agar bisa bersaing dengan industri jamu modern,” ujarnya saat pidato pada pembukaan Rakernas 2012 di Aula Sasono Wiwoho, Jakarta, Selasa (13/11/2012).

Rakernas 2012 diikuti oleh kurang lebih 200 peserta yang terdiri dari pengurus pusat dan 17 pengurus daerah di seluruh Indonesia. Dalam Rakernas 2012, akan diselenggarakan seminar dengan sejumlah tema, seperti Pemberdayaan Pelaku Usaha Jamu Nasional untuk Mampu Tumbuh dan Berkembang Pascapenerapan CPOTB 2011, Bagaimana Mendorong dan Memajukan Industri Jamu menjadi Pilihan Alternatif Perawatan Kesehatan di Era Globalisasi, dan sejumlah tema lainnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif