News
Selasa, 4 September 2012 - 17:23 WIB

JALAN TOL BATANG-SEMARANG: Pembebasan Tanah Terhenti, Pembangunan Terancam Batal

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat)

Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat)

JAKARTA–Rencana pembangunan ruas tol Batang-Semarang terancam batal, menyusul kegiatan pembebasan tanah di ruas sepanjang 74,20 kilometer itu, berhenti total. Bahkan, tim pengadaan tanah (TPT) sudah ditutup. Sehingga saat ini, otomatis tidak ada sama sekali kegiatan pengadaan tanah diruas tersebut.
Advertisement

Kasubdit Pengadaan Tanah Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Herry Marzuki mengatakan alasan pemberhentian proses pembebasan tanah, karena investor tidak memiliki dana untuk pembiayaannnya. “Progresnya masih sekitar 3,3% yang terbebaskan. Tapi saat ini berhenti sama sekali karena investor tidak ada dana, dan TPT nya sudah tutup,” ujarnya di Jakarta Selasa (4/9/2012).

Herry menjelaskan adapun kebutuhan tanah untuk pembangunan proyek senilai Rp7,22 triliun itu adalah seluas 666,67 hektar. Sedangkan kebutuhan dana pembebasan tanah diperkirakan mencapai Rp835,75 miliar. Dari kebutuhan tersebut, hingga saat ini baru 3,33% atau 22,20 kilometer lahan yang sudah dibebaskan. Sementara untuk ganti rugi yang dibayarkan mencapai 2,20% atau Rp18,38 mikiar.

Dihubungi terpisah, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Achmad Gani Gazaly mengatakan rencana penandatanganan PPJT ruas tersebut akan kembali dibahas menyusul terhentinya proses pembebasan tanah tersebut. “Pembebasan tanah tol Batang-Semarang berhenti karena investornya dispute dan TPT-nya memang sudah ditutup. Jadi, kita bahas dulu untuk rencana PPJT nya,” ujarnya.

Advertisement

Dengan kondisi tersebut, kemungkinan besar PT Margasetia Puritama sebagai pemegang konsesi harus menggandeng partner investor, untuk meningkatkan kemampuan finansialnya. Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto juga mengaku pesimitis target pembangunan ruas tol Batang-Semarang bisa terealisasi, menyusul saat ini masih terkendala proses pembebasan tanah yang tak kunjung selesai.

Meski demikian, katanya, pemerintah akan berupaya untuk merealisasikan ruas tersebut, mengingat Batang-Semarang merupakan tol yang terintegrasi denga ruas lainnya. Yakni Semarang-Solo dan Batang-Pemalang. “Untuk tol Semarang-Batang-Cirebon memang agak sulit, jadi kami agak pesimistis. Itu karena masalah tanah juga,” ujar Djoko.

Sebelumnya, PT Jasa Marga Tbk menyatakan siap mengakuisisi proyek tol Batang-Semarang sebagai pemegang saham mayoritas, menyusul mundurnya PT Bakrie Tol Road sebagai pemegang saham. Direktur Utama PT Jasa Marga Adityawarman mengatakan akusisi akan dilakukan setelah PT Marga Setiapuritama menuntaskan proses sengketa hukum dan menandatangani amandemen Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT).

Advertisement

Menurutnya, alasan perusahaan tertarik untuk mengakuisisi ruas itu karena jalan tol Batang-Semarang terkoneksi dengan dua ruas milik Jasa Marga lainnya, yaitu Semarang seksi A, B, dan C yang sudah beroperasi serta Semarang-Solo yang kini masih dalam tahap konstruksi. Selain itu, katanya, proyek sepanjang 75 kilometer tersebut juga dinilai layak secara finansial dan ekonomi lantaran posisinya yang melewati perkotaan. Ruas tol tersebut diproyeksi dapat menampung volume lalu lintas sebesar 15.566 kendaraan per hari.

Sementara itu, Djoko Kirmanto mengatakan selain Batang-Semarang, ruas lainnya yang masih terkendala tanah yakni ruas Kertosono-Mojokerto. Sedangkan untuk ruas tol yang lain masih sesuai rencana. Misalnya saja, tol Kertosono-Ngawi-Solo, dimana pada Desember 2012 kegiatan konstruksi akan mulai dilakukan oleh PT Thiess Contractors Indonesia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif