News
Minggu, 27 Januari 2013 - 13:29 WIB

JAKARTA BANJIR: Penyelamat Satwa Bergerilya di Balik Banjir

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Dwi Prasetya)

Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Dwi Prasetya)

JAKARTA – Saat banjir melanda Jakarta sebagian pihak berkonsentrasi menyelamatkan manusia. Relawan dan warga bahu membahu menekan kemungkinan adanya korban jiwa. Namun, di sisi lain ada relawan yang menaruh perhatian pada satwa yang juga menjadi korban banjir. Mereka bergerak karena banyak satwa telantar akibat pemiliknya mengungsi.
Advertisement

Dhini Damayanti, Koordinator Garda Satwa, menguraikan ada 20 relawan gerakan merawat satwa korban banjir yang terjun sejak banjir terjadi Kamis (17/1/2013). Mereka memberi makan satwa-satwa berpemilik tapi telantar karena menjadi korban banjir Jakarta.

“Sampai saat ini, kami masih terus melakukan penyelamatan satwa. Hanya saja, kami tidak mengevakuasi satwa,” jelasnya. Sebagai informasi tambahan, saat ini banjir dengan ketinggian 20 sentimeter hingga 60 sentimeter masih terjadi di daerah Jakarta Utara. Kawasan Pluit hingga Muara Angke masih terendam air.

Sementara Garda Satwa yang beranggotakan 20 relawan menggelar aksi sosial di kawasan Kedoya, Mangga dua, Pluit, Cempaka Putih, Kelapa Gading dan Kampung Melayu. “Semua titik hampir sama, masih banyak satwa peliharaan yang kelaparan karena kehilangan sumber makanan atau ditinggal pemiliknya mengungsi,” tambahnya.

Advertisement

Hanya seiring surutnya banjir, lanjut dia, satwa berpemilik berangsur dirawat kembali oleh sang empunya masing-masing. Sebagian besar satwa yang ditolong Garda Satwa yakni anjing dan kucing. Meski kiprah penyelamat satwa ini tak banyak didengar, nyatanya sokongan publik terhadap gerakan ini cukup baik. Terbukti bantuan untuk satwa korban banjir terus berdatangan.

Garda Satwa bahkan menutup bantuan pada Kamis (24/1/2013). “Sudah cukup banyak kami terima bantuan berupa makanan anjing dan kucing juga dana tunai,” urainya. Penerimaan bantuan dihentikan karena kondisi dinilai mulai normal. Meski demikian, ia mengaku tidak menutup kemungkinan aksi pemberian makan satwa-satwa telantar akan dilakukan secara teratur di titik-titik banjir.

Melalui aksi penyelamatan satwa, para relawan ini berpesan bahwa dalam setiap musibah yang terjadi, satwa juga menjadi korban. “Sayangnya, hal ini kerap diabaikan karena masih banyak manusia yang menganggap satwa tidak penting untuk diurusi,” tegasnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif