News
Jumat, 18 Januari 2013 - 16:01 WIB

JAKARTA BANJIR: Curah Hujan Dibuang ke Laut

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sebuah SPBU di kawasan Menteng Jakarta Pusat tutup karena terendam air, Kamis (17/1/2013). (JIBI/Bisnis/Yayus Yuswoprihanto)

Sebuah SPBU di kawasan Menteng Jakarta Pusat tutup karena terendam air, Kamis (17/1/2013). (JIBI/Bisnis/Yayus Yuswoprihanto)

JAKARTA–Radar hujan milik Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) sudah dua hari berada di Tugu Monas untuk mengumpulkan data-data curah hujan sebagai langkah antisipasi banjir Jakarta. Data yang dikumpulkan selanjutnya dipakai untuk menembak awan yang berpotensi hujan besar dengan teknologi hujan buatan agar bisa turun diluar langit Jakarta.
Advertisement

Direktur Teknologi Kebencanaan BPPT Isman Justanto mengatakan data curah hujan sudah dipegang oleh petugas namun hujan buatan untuk mengurangi curah hujan di Jakarta baru akan dilakukan pada 21 Januari 2013.”Sekarang data sudah ada tapi [hujan buatan] kami lakukan mungkin tanggal 21 karena sekarang masih kurang pesawat terbang,” katanya saat dihubungi Bisnis.com, Jumat (18/1/2013).

Teknologi ini akan memodifikasi cuaca awan yang datang menuju ke langit Jakarta diturunkan atau dibuang diluar Jakarta dengan hujan buatan. Kemungkinan besar hujan dibuang ke laut, pasalnya jika hujan dibuang sekitar Jakarta justru mengundang bencana longsor atau banjir di daerah lain.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyatakan siap membiayai hujan buatan dari BPPT karena dua institusi tersebut sudah melakukan kerja sama. Tapi hujan buatan tidak direkomendasikan dibuang ke daratan.

Advertisement

“Kalau dibuang misalnya ke Sukabumi bisa longsor, terus kalau di Tangerang Banten Ciujung bisa banjir lagi. Yang paling aman turunakn ke laut,” kata Sutopo.

Namun ada sejumlah kendala yang menghadang. Jika hujan buatan memakai cara tebar garam dari pesawat sangat beresiko karena hujan selalu terjadi pada malam sampai dini hari. Penerbangan malam hari lebih berisiko karena efektivitas tabur garam tidak terpantau jelas. Sejak banjir 2002, 2007 dan 2012 ini hujan yang berakibat banjir rata rata malam hari.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif