News
Kamis, 20 Februari 2014 - 18:40 WIB

ISU RISMA MUNDUR : Priyo Bantah Dekati Risma, Risma Bantah Cari Dukungan

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini didampingi Wakil Ketua DPR Priiyo Budi Santoso di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (20/2/2014). (JIBI/Solopos/Antara/Ismar Patrizki)

Solopos.com, JAKARTA — Curhat Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini atau Risma, soal pengangkatan Wakil Wali Kota Surabaya dan niatnya mengundurkan diri justru dilakukan di depan Wakil Ketua DPR, Priyo Budi Santoso, yang juga politisi Partai Golkar. Sementara itu, PDIP meminta persoalan Risma dengan wakilnya tidak dikaitkan dengan partai berlambang banteng tersebut.

Meski demikian, Priyo menolak kalau pertemuannya dengan Risma ini dinilai sebagai upaya untuk mengajak Risma sebagai tokoh yang meraih banyak dukungan ini bergabung dengan Partai Golkar. Priyo menegaskan dia membantu Risma dalam kapasitasnya sebagai pimpinan DPR.

Advertisement

“Pertemuan ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan Golkar. Saya membantu sebagai Pimpinan DPR untuk mencari jalan keluar bersama. Saya juga minta Golkar untuk tidak turut campur dalam persoalan ini,” jelasnya.

Sementara itu, Sekjen PDIP, Tjahjo Kumolo, mengimbau agar persoalan pengangkatan Wisnu Sakti Buana sebagai Wakil Wali Kota Surabaya itu tidak dikaitkan dengan PDIP. Pemilihan Wakil Wali Kota Surabaya itu, lanjutnya, adalah persoalan antara DPRD Surabaya dengan Risma. Jadi Tjahjo Kumolo meminta masalah Risma tidak dikaitkan dengan PDIP.

Tjahjo juga membantah masalah ini telah menimbulkan konflik internal bagi PDIP. Menurutnya, PDIP selaku pengusung Risma akan tetap mendukungnya.

Advertisement

Seperti diketahui, Wisnu Sakti Buana terpilih sebagai Wakil Wali Kota Surabaya pada November 2013 lalu. Wisnu dipilih melalui forum paripurna DPRD Surabaya untuk menggantikan posisi Bambang Dwi Hartono yang mengundurkan diri karena mengikuti pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur.

Selain itu, Risma juga membantah sikapnya ini disebabkan adanya motif politik, yaitu ingin menghimpun dukungan dari partai politik lainnya karena kurangnya dukungan PDIP yang mengusungnya. “Langkah saya ini bukan karena ingin beralih ke partai lain, atau karena tergiur dengan tawaran capres atau cawapres dari partai lainnya,” ucapnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif