News
Selasa, 1 Juni 2010 - 15:35 WIB

Israel rilis video serangan di Kapal Mavi Marmara

Redaksi Solopos.com  /  Indah Septiyaning Wardani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

London–Militer Israel (IDF) merilis video yang membuktikan aktivis menyerang lebih dahulu. Namun, Israel juga tak sepenuhnya benar karena lokasi kejadian di perairan internasional.

Dalam video tersebut, seperti diberitakan Telegraph, Selasa (1/6), terlihat para aktivis memukuli serdadu Israel di atas kapal Mavi Marmara dengan tongkat kayu, besi dan bahkan ada yang menggunakan ketapel. Serdadu membalasnya dengan melemparkan granat kejut (stun grenade).

Advertisement

Ledakan itu sekaligus membuat aktivis yakin mereka sedang diserang dengan senjata api. Apalagi serdadu Israel makin banyak yang memasuki kapal melalui helikopter dan perahu karet di sisi kanan dan kiri Mavi.

Seorang serdadu kemudian diserang para aktivis yang berusaha merebut senjata yang ia bawa. Si Serdadu kalah dan dilempar keluar dari dek kapal. Hal inilah yang menyebabkan keadaan makin kacau dan serdadu meminta izin untuk mulai menembak. Komandan mereka memberi izin.

Salah satu saksi, jurnalis asal Israel Ron Ben Yishai menuturkan, para serdadu mulai mengeluarkan senjata mereka dan menembaki kaki aktivis. Dalam rekaman video yang tak fokus itu terlihat seorang pria tergeletak tak sadarkan diri dan seorang lagi membantunya.

Advertisement

Seorang perempuan mengenakan jilbab, terlihat membawa tandu yang dipenuhi darah. Teriakan terdengar, bercampur suara tembakan. Salah seorang jurnalis Press TV dalam siarannya mengatakan, mereka ditembaki gas air mata dan granat kejut.

“Kami diserang dari segala sisi. Ini perairan internasional, bukan wilayah Israel. Kami masih jauh dari area terlarang 68 mil yang ditetapkan Israel. Masih ada suara tembakan meski bendera putih dikibarkan,” ujarnya.

Setelah kontak mereda dan mulai sepi, Israel mengacaukan sinyal ponsel dan alat komunikasi satelit lainnya. Militer Zionis itu membela diri dan mengatakan aktivis telah menyiapkan rencana penyergapan untuk mereka. Mavi dan lima kapal lainnya kini berlabuh di Ashdod, Israel, menantikan keputusan negara itu.

Advertisement

inilah/isw

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif