News
Selasa, 5 Agustus 2014 - 18:30 WIB

ISIS DI SOLO : Buntut Munculnya Graffiti ISIS, 137 Jamaah Islam Garis Keras di Karanganyar Diawasi

Redaksi Solopos.com  /  Hijriyah Al Wakhidah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Graffiti bertuliskan dukungan untuk kelompok ekstremis Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) terpampang di tembok toko sebelum Pasar Karangpandan, Karanganyar, jawa Tengah, Minggu (3/8/2014). Graffiti serupa juga tampak di sepanjang jalur jalan Solo-Tawangmangu hingga jalan tembus Cemoro Sewu-Sarangan, Jawa Timur.

Solopos.com, KARANGANYAR — Sebanyak 137 warga Tawangmangu, Karanganyar yang menjadi jamaah pengajian Islam garis keras diawasi ketat pihak kepolisian. Hal itu dilakukan menyusul munculnya sejumlah graffiti dukungan terhadap kelompok ekstremis Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) akhir-akhir ini.

Meskipun mural itu telah dihapus, Polres Karanganyar dan lintas sektoral tak mau kecolongan aksi serupa.

Advertisement

Kapolres Karanganyar, AKBP Martireni Narmadiana, menyatakan pihaknya tak segan membubarkan acara yang ditengarai sebagai aksi dukungan kelompok tersebut. “Kalau benar kami mendapati ada kegiatan baiat terhadap kelompok ISIS, kami tidak segan membubarkan.

Acara tanpa ijin saja bisa dibubarkan, apalagi acara dukungan terhadap kelompok yang jelas dilarang di Indonesia,” kata dia, kepada wartawan usai rapat koordinasi Muspida Karanganyar menghadapi ISIS, di Pendopo Rumah Dinas Bupati Karanganyar, Selasa (6/8/2014).

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Karanganyar, Zainudin, mengatakan meskipun 137 jamaah Islam garis keras diawasi ketat, mereka belum tentu terlibat aksi dukungan terhadap ISIS. Daftar itu, kata dia, hanya sebagai acuan. Zainudin juga mengungkapkan kelompok yang memberi dukungan terhadap ISIS keberadaanya telah diketahui sejak lama.

Advertisement

Dandim 0727/Karanganyar, Letkol Inf Marthen Pasunda, mengurai saat ini aksi dukungan terhadap kelompok radikal itu baru sebatas menggambar graffiti di sejumlah titik strategis. Sementara aksi nyata pengumpulan massa hingga penyebaran paham, ungkap Marthen, sampai saat ini belum ditemukan. “Info intelejen aksi baru sebatas menggambar mural, belum ada tindakan nyata. Tapi apapun akan kami cegah agar tidak berkembang di Indonesia. Paham ISIS jauh menyimpang dari pancasila,” tandasnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif