News
Sabtu, 20 Februari 2016 - 16:00 WIB

ISIS DI INDONESIA : Medan Berat, Brimob Kesulitan Tangkap Santoso Cs.

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Brimob sisir Gunung Patingkea, Senin (29/12/2014). (JIBI/Solopos/Antara/Zainuddin M.N.)

ISIS di Indonesia menjadi target penangkapan aparat kepolisian.

Solopos.com, JAKARTA – Aparat brimob Polri mengalami kesulitan dalam perburuan menangkap pimpinan jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Santoso di Poso, Sulawesi Tengah. Sebab, perjalanan menuju lokasi persembunyian kelompok Santoso harus ditempuh melewati medan berat.

Advertisement

“Gunung [di Poso] itu berlapis-lapis. Tidak seperti di Aceh,” kata Kepala Korps Brimob Polri Irjen Murad Ismail mengatakan dalam pesan singkat di Jakarta, Sabtu (20/2/2016).

Murad menceritakan beberapa kesulitan yang dialami para anggota polisi dalam memburu Santoso.

“Anggota saya, paling lama di puncak [gunung] itu 14 hari. Kalau orang biasa, sehari dua hari sudah turun [gunung]. Makanan yang dibawa itu bekal berat, kami pilih makanan semacam biskuit yang tidak berat untuk 14 hari. Lalu bawa pakaian dan senjata. Coba seberat itu mengejar orang,” kata Murad.

Advertisement

Kesulitan lainnya, beber dia, Santoso yang merupakan penduduk asli Poso sering menyamar untuk masuk dan keluar dari perkampungan. “Saat masuk kampung, dia pakai baju sipil. Nggak kayak tentara yang bisa dibedakan,” kata dia.

Beberapa anggota MIT, kata dia, juga ada yang ditugaskan untuk menetap di perkampungan dan melakukan pengawasan.

“Mereka menetap di kampung untuk melaporkan ke Santoso, apa ada masyarakat yang membantu polisi. Jadi warga juga terancam, kalau ada yang dekat polisi, dibunuh juga,” ujar dia.

Advertisement

Untuk diketahui, olri sudah melakukan operasi Camar Maleo I hingga IV guna melakukan pengejaran Santoso dan kelompoknya, tapi Santoso juga belum tertangkap.

Kemudian setelah masa Operasi Camar Maleo berakhir, Polri melanjutkan pengejaran dengan menggandeng TNI melalui Operasi Tinombala.

Operasi yang dimulai pada 10 Januari 2016 itu menargetkan untuk melumpuhkan Santoso dan kelompoknya di Poso dalam waktu 60 hari.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif