News
Rabu, 8 Agustus 2012 - 19:59 WIB

Isak Tangis Iringi Pemakaman 4 Korban Kebakaran

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SEMARANG-Ratusan pelayat mengantarkan pemakaman jenazah empat anggota keluarga korban kebakaran kantor Yayasan Pelayanan Kematian Budi Asih, Semarang. Jenazah diberangkatkan dari Rumah Sakit (RS) Panti Wiloso, Citarum, Semarang sekitar pukul 09.00 WIB, Rabu (8/8/2012).

Empat jenazah dikebumikan secara berdampingan dipemakaman Arimatea, Kedungmudu, Kota Semarang. Mereka adalah Ny Finny Christiana Sinara, 34, dan anaknya Giorgio Chrisfinno Wijaya 2,5, keponakan Gabriele Areli Susetya, 9 bulan, dan orang tua Finny, Ny Euodia Lusi Surya Sinara alias Lusiana, 51.

Advertisement

Pemakaman selain dihadiri pihak keluarga dan kerabat korban, serta warga sekitar lokasi kantor yang terbakar Jl Tirtoyoso IX, Nomor 5 RT 02 RW 12, Kelurahan Rejosari, Semarang Timur.

Seperti diketahui kantor Yayasan Pelayanan Kematian Budi Asih, Semarang, Sabtu (4/8), terbakar. Dalam peristiwa itu tujuh orang meninggal dunia. Korban lainnya yakni tiga orang suster keluarga Lusiana masing-masing Ramiyah, warga Klowoh RT 26 RW 07 Kadungan Kalijjar Wonosobo, Desi warga Poncol Gg XIV RT 01 RW 06 Pekalongan, dan Tari warga Cilacap.

Suasana haru merebak, saat satu persatu peti jenazah dimasukkan ke liang lahat. Pihak keluarga dan kerabat tak mampu menahan air mata. Isak tangispun pecah.

Advertisement

Ditemui Solopos.com usai pemakaman, Christianto Wijaya,37, suami Finny tampak tegar dan tabah menghadapi musibah yang menimpa keluarga. Dia kemudian menceritakan kejadian kebakaran yang merenggut nyawa isteri tercinta dan seorang anaknya, Georgio.

”Saat kebakaran saya bersama isteri, Georgio dan Dominique, 3,5 berada di kamar dalam rumah. Tiba-tiba api sudah membakar ruangan,” jelasnya.

Sebelum api membesar, lanjut ia, sempat menggendong Dominique yang sedang tidur, serta mengajak isterinya untuk membawa Goergio yang sedang tirur ke luar rumah. Namun, Finny takut dan tak berani menerobos kobaran api, memilih diam di kamar, sedang api semakin membesar membakar seluruh rumah.

Advertisement

”Saya akhirnya hanya membawa Dominique ke luar rumah, ketika akan masuk lagi kamar api sudah membakar seluruh rumah,” ujar Christianto.

Menurut dia, sumber api berasal dari genset yang berada di depan teras rumah. Saat itu genset dihidupkan, karena listrik mati. Genset dengan kapasitas 4.400 watt itu, dihidupkan lebih dari tiga jam. Padahal biasanya hanya dua jam. ”Sebab waktu itu listrik padam sampai 3,5 jam. Biasanya listri padam hanya hanya dua jam. Jadi tak ada unsur kesengajaan,” jelasnya.

Mengenai kondisi puterinya, Dominique pascakebakaran, Christianto menyatakan baik-baik saja, meski sempat menanyakan mamanya Finny. “Dominique dekat dengan mamanya [Finny], saat menanyakan Finny saja jawab sudah pergi ke surga. Terus Dominique bilang kok tidak diajak,” paparnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif