News
Senin, 12 Agustus 2013 - 11:20 WIB

Ironis, Lautan Sampah Indonesia Jadi Berita Internasional

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA-Ternyata sampah orang Indonesia tak hanya menumpuk di daratan tapi juga di lautan. Kali ini prestasi sampah Indonesia sudah sampai ke media internasional.

“Waves for days. Trash for eternity.” Sebuah catatan yang disematkan fotografer Zak Noyle saat melakukan perjalanan ke Pulau Jawa Indonesia . Gelombang laut Jawa yang dikenal jernih dan kini nampak sampah berserakan.

Advertisement

Noyle membidik peselancar Indonesia Dede Suryana di sebuah teluk saat dia dan Dede Suryana menemukan air laut yang dikotori sampah.

Teluk tersebut sebetulnya jauh dari kota, tetapi arus membawa sampah pulau terpadat di dunia itu ke perairan Jawa yang murni.

Advertisement

Teluk tersebut sebetulnya jauh dari kota, tetapi arus membawa sampah pulau terpadat di dunia itu ke perairan Jawa yang murni.

“Ini tentu sesuatu yang gila. Saya terus melihat bungkus mie instan mengambang di samping saya, “kata Noyle kepada GrindTV.

“Itu sangat menjijikkan saat berada di sana, aku bahkan berpikir akan melihat mayat.”

Advertisement

Indonesia, negara dengan 17.000 pulau, memang memiliki masalah pelik dengan sampah yang mencemari perairan.

Beberapa daerah bahkan hanya memiliki sedikit atau tidak ada sama sekali infrastruktur persampahan sehingga orang cenderung membuang sampah ke jalan atau ke sungai, dan sebagian mengalir ke laut.

Kadangkala, masyarakat memilih menekan sampah dengan cara membakar. Tetapi, ini justru berbahaya karena merusak lingkungan.

Advertisement

Sebuah perkumpulan lingkungan global menyebutkan pembakaran sampah justru menghasilkan racun ke udara, air, dan tanah.

Tapi Anna Cummins, pendiri 5 Gyres, menyatakan tidak benar menyalahkan kurangnya kesadaran masyarakat akan penanangan sampah ini.

Dia mengatakan bertemu banyak orang yang ingin melakukan hal yang benar, tetapi tidak memiliki akses ke penghapusan / pembuangan limbah dasar.

Advertisement

Mark Lukach, seorang penulis web surfing, mengaku kecewa saat pertama kalinya mengunjungi pulau Lombok.

“Fantasi masa kecil hancur karena sampah,” tulisnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif