Jakarta–Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyerahkan satu nama calon Kepala Kepolisian Republik Indonesia ke DPR.
“Presiden hendaknya menyerahkan satu nama calon Kapolri saja ke DPR, untuk menghindari adanya politik ‘dagang sapi’,” katanya di Jakarta, Minggu (19/9).
Menurut Pane ada tujuh syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi Kapolri yakni integritas, kompetensi, pengalaman, intelektualitas, dukungan internal, akseptabilitas publik dan bukan karbitan.
“Kapolri yang baru harus bebas dari unsur kekerabatan, seperti ipar, menantu, besan atau calon besan elit pejabat,” katanya.
Selain itu, harus bebas dari rekanan dan tidak terlibat dalam proyek di lingkungan Polri, kata Neta, menambahkan.
“Kapolri baru harus mempunyai perspektif kepemimpinan ‘the right man on the right place’ serta konsisten membawa Polri menuju pembaharuan di segala bidang,” katanya.
Calon Kapolri yang diragukan kompetensi, pengalaman kepemimpinan dan integritasnya harus ditolak oleh DPR, kata Neta.
“IPW berharap DPR jangan mau berspekulasi pada calon Kapolri yang miskin pengalaman, sebab ke depan Polri butuh pemimpin yang mempercepat reformasi Polri. Sehingga Polri tidak terus menerus dihujat publik,” katanya.
Calon Kapolri hendaknya memiliki sikap tegas, dapat menjadi teladan dan harus mampu melakukan fungsi kontrol, kata Pane.
Saat ini, berita yang beredar sudah dua nama calon Kapolri yang ada di meja presiden yakni Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Komjen Pol. Nanan Soekarna dan Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri (Kalemdiklatpol) Irjen Pol. Imam Sudjarwo.
ant/rif