News
Rabu, 14 Agustus 2013 - 21:30 WIB

INVESTASI JATENG : Taman Safari Akan Bangun Jateng Park Senilai Rp2 Triliun

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SEMARANG — Investor dari Taman Safari Indonesia (TSI) di Cisarua Bogor, Jawa Barat, dikabarkan akan membangun proyek Jateng Park.

Menurut anggota Komisi B DPRD Jateng, Istajib AS, investor tersebut telah menyiapakan dana senilai Rp2 triliun untuk membangun Jateng Park.

Advertisement

“Kami telah mendapatkan informasi dari Dinas Kehutanan Jateng, investor TSI serius akan menggarap Jateng Park,” katanya kepada wartawan di Gedung DPRD Jateng Jl Pahlawan, Kota Semarang, Rabu (13/8/2013).

Direktur TSI, Tony Sumampau, lanjut dia, telah melakukan pembicaraan awal dengan Dinas Kehutanan dan Perum Perhutani Jateng mengenai rencana pembangunan Jateng Park.

“Kapan dilakukan penandatanganan memorandum of understanding [MoU] tinggal menunggu pembicaraan lebih lanjut. Yang jelas TSI serius menggarap Jateng Park,” ungkap Istajib.

Advertisement

Lokasi Jateng Park seluas 500 hektare merupakan kawasan hutan milik Perum Perhutani di Penggaron, Ungaran, Kabupaten Semarang.

Lebih lanjut, Istajib menyatakan dengan pengalaman TSI mengelola taman safari di Bogor dan taman satwa Prigen di Jawa Timur merasa optimistis bisa mengelola Jateng Park.

“Jateng Park lokasinya strategis dekat jalan tol dan Ibu Kota Provinsi Jateng, Kota Semarang sehingga bisa menjadi daya tarik wisatawan,” papar dia.

Advertisement

Politisi dari PPP ini berharap nantinya pihak investor supaya memperhatikan aspek lingkungan dan ekosistem yang ada.

“Sebaiknya konsepnya Jateng Park itu adalah konservasi,” harapnya.

Sebelumnya, proyek Jateng Park sedianya akan digarap investor PT Botan Rahardjo Propertindo yang menggandeng Perhutani untuk kerja sama dengan bagi hasil 85% : 15%. Dalam perencanaannya, Jateng Park didesain sebagai wisata alam dan mini zoo atau kebun binatang terbesar di Asia Tenggara.

Namun, rencana proyek pada 2012 tersebut gagal total, karena PT Botan Rahardjo Propertindo tidak memiliki dana. Investor hanya memiliki dana awal Rp90 miliar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif