News
Rabu, 3 Desember 2014 - 02:20 WIB

INOVASI MAHASISWA : Dengan IBlind, Penyandang Tunanetra pun Bisa Baca SMS

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Muhamad Hanif Sugiyanto dari Jurusan Teknologi Informasi Fakultas Teknik dan Swakresna Edyomurti dari Jurusan Teknologi Jaringan Sekolah Vokasi UGM. (JIBI/Harian Jogja/Humas UGM)

Harianjogja.com, SLEMAN-Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin memudahkan manusia untuk berinteraksi dalam pergaulan. Kini ada layanan SMS, blackberry messenger (BBM), whatsapp dan beragam aplikasi komunikasi lainnya. Sayang, semua kemudahan komunikasi tersebut sulit dinikmati penyandang tunanetra. Hanya komunikasi melalui telepon secara langsung yang bisa dimanfaatkan kaum tunanetra.

Tapi kaum tunanetra tidak perlu berkecil hati. Dua mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengembangkan alat yang mampu membaca kiriman SMS khusus bagi penyandang tunanetra, iBlind. Mereka adalah Muhamad Hanif Sugiyanto dari Jurusan Teknologi Informasi Fakultas Teknik dan Swakresna Edyomurti dari Jurusan Teknologi Jaringan Sekolah Vokasi UGM.

Advertisement

iBlind merupakan sarana yang mampu mengubah kiriman teks pesan singkat menjadi bentuk huruf braille yang ditampilkan pada layar alat ini. Dengan begitu, menyandang tunanetra dapat mengetahui isi pesan yang dikirimkan seseorang padanya tanpa harus merepotkan orang lain untuk membantu membacakannya.

Kendati saat ini wujudnya baru prototype, kegunaan dan cara kerja alat tersebut sudah bisa dibuktikan. Prototype yang dihadirkan saat ini masih berupa rangkaian tiga perangkat, yakni display atau layar penampil huruf braille, modul penangkap SMS dan aplikasi software pengubah SMS huruf menjadi bentuk braille yang bisa diraba kaum tunanetra.

“Tapi karena masih dalam bentuk riset jadi wujudnya masih sederhana. Perangkatnya masih terpisah-pisah seperti ini dan karakter SMS yang bisa muncul di display baru lima karakter,” papar Hanif sembari menunjukkan kinerja perangkat yang dia ciptakan, Selasa (02/12/2014).

Advertisement

Pengembangan selanjutnya, Hanif dan Swakresna berupaya mematangkan konsep sebagaimana proposal penyusunan iBlind. Tiga perangkat akan tersusun dalam satu bagian, seperti halnya tab yang sering digunakan oleh orang-orang untuk menunjang komunikasi masa kini.

Prototype IBlind (JIBI/Harian Jogja/dok. Humas UGM)

Cara kerja iBlind cukup simpel. Hanif menjelaskan, kosepnya, begitu modul penangkap SMS menerima sinyal ada pesan langsung meneruskan ke software pengubah bentuk huruf braille. Pada software inilah yang menjadi bagian penting dari perangkat ini. Hanya butuh waktu kurang dari lima detik software ini bekerja mengubah teks SMS menjadi bentuk braille. Hasilnya, selepas diolah di software, display akan langsung menampilkan karakter-karakter isi pesan dalam bentuk braille yang bisa diraba oleh penyandang tunanetra. Sepintas bila dilaihat, bentuk display pada iBlind seperti halnya papan datar berisi puluhan keypad. Perangkat dalam display itu disebut refreshable braille.

Advertisement

Masing-masing karakter dalam SMS akan ditampilkan dalam enam tombol yang membentuk huruf braille sebagaimana huruf yang diolah. Isi pesan yang panjang pun bisa tertampung dalam iBlind. Hanya saja, penggunanya harus menekan papan tombol Next untuk menampilkan karakter braille selanjutnya. Begitu pula apabila ingin membaca ulang, tinggal mengklik tombol Previous. Dua tombol ini letaknya berjajar kanan kiri di bawah refreshable braille.

Tidak hanya sebatas membaca kiriman pesan. Pengguna juga bisa membalas pesan yang dikirimkan. Konsepnya sama, isi teks yang ditulis dalam bentuk braille akan diubah oleh software setelah pengetikan selesai. setelah menjadi teks dalam bentuk huruf biasa tinggal mengirim. Perangkat untuk mengetik berada di sebalik display refreshable braille. Wujudnya lebih sederhana. Hanya ada delapan tombol braille di papan itu.

“Tapi untuk yang bentuk prototype ini belum bisa untuk membalas. Kalau rancangan sebenarnya sudah jadi jelas akan bisa berfungsi untuk membaca maupun membalas SMS,” jelas Hanif.

Kendati baru berupa prototype, pada 1 November lalu, iBlind telah mendapatkan medali perunggu dalam kategori technology for special needs
dalam kontes International Exhibition of Young Investors di Jakarta.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif