JAKARTA- Setelah lebih dari 2 minggu, tempat terjadinya penyerangan yaitu konsulat AS di Benghazi, Libya sama sekali tidak diamankan. Tragedi yang terjadi di konsulat AS itu pada Selasa (11/9/2012) itu menewaskan dubes AS Chris Stevens dan tiga pegawai konsulat lainnya.
Lokasi kejadian masih dibiarkan bebas terbuka yang menyimpan banyak bukti tersebut. Beberapa wartawan termasuk wartawan senior Arwa Damon dapat dengan mudah dan bebasnya keluar masuk tempat kejadian perkara itu.
Sementara itu, agen FBI masih menunggu ijin untuk masuk Benghazi, Libya, untuk memulai penyelidikan atas penyerangan konsulat AS di kota tersebut.
Petugas penegak hukum senior mengatakan penyidik sudah ada di Tripoli tapi masih menunggu persetujuan untuk pergi ke tempat kejadian perkara yang adalah kantor konsulat AS di Benghazi.
Tidak hanya itu, lokasi kejadian belum diamankan, memicu kekhawatiran tentang betapa bergunanya informasi yang dapat dikumpulkan.
Agen FBI telah meminta melalui Departemen Luar Negeri AS supaya lokasi kejadian itu diamankan tapi tidak ada hal yang terjadi.
Polisi Libya mengatakan mereka telah menangkan lusinan orang sejak serangan itu. Tragedi ini terjadi pada saat sebuah demonstrasi terhadap film anti Islam Innoncence of Muslims.
Sulitnya perijinan disertai tidak adanya pengamanan terhadap tempat kejadian perkara adalah beberapa keanehan yang terjadi. Apakah ada plot yang sedang ditulis pemerintah Libya? Masih validkah investigasi ini nantinya?