News
Selasa, 21 Desember 2021 - 20:26 WIB

Inilah Penulis Ramalan Ronggowarsito dan Jayabaya

Chelin Indra Sushmita  /  Newswire  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sketsa wajah Raden Ngabehi Ronggowarsito. (Youtube)

Solopos.com, SOLO — Ramalan Ronggowarsito dan Jayabaya sampai saat ini hidup sebagai mitos yang masih dipercaya sebagian masyarakat Jawa. Kedua orang tersebut dianggap sebagai peramal ulung di Nusantara pada zamannya.

Sebagian peneliti menyebutkan ada keterkaitan antara kedua ramalan tersebut. Sebagai informasi, Ronggowarsito adalah peramal ulung dari Keraton Solo. Sementara Jayabaya adalah Raja Kediri yang masyhur.

Advertisement

Dikutip dari Liputan6.com, Selasa (21/12/2021), Ramalan Jayabaya memiliki tempat istimewa dalam kehidupan masyarakat Jawa. Pewaris manuskrip tertua Jayabaya Serat Kalatidha adalah Keraton Surakarta Hadiningrat. Serat Kalatidha digubah pujangga keraton Raden Ngabehi Ronggowarsito 1,5 abad silam.

Baca juga: Inilah Bukti Kesaktian Ramalan Jayabaya

Advertisement

Baca juga: Inilah Bukti Kesaktian Ramalan Jayabaya

Karya tersebut menjadi sumber inspirasi untuk mempertajam mata dan telinga batin, menaklukkan hawa nafsu, dan menangkap tanda-tanda alam. Ramalan tersebut berupa bait-bait kakawin atau tembang yang dinilai sebagai karya Adiluhung, karena memiliki tingkat kesusastraan yang amat tinggi.

Ramalan Jayabaya

Advertisement

Meski demikian, Kitab Jangka Jayabaya yang pertama dan dipandang asli, adalah buah karya Pangeran Wijil I dari Kadilangu (Pangeran Kadilangu II) yang ditulis pada tahun 1666-1668 Jawa = 1741-1743 M. Sementara Jangka Jayabaya yang dikenal saat ini adalah gubahan Kitab Musarar karangan Sunan Giri ke-3 tersebut.

Baca juga: Ronggowarsito, Peramal Ulung dari Keraton Solo

Ramalan Ronggowarsito

Sementara ramalan karya Ronggowarsito itu ditulis pada masa pemerintahan Pakubuwono IX sekitar tahun 1862-1893. Selama ini, ramalan pujangga yang hidup di masa Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat itu sering disejajarkan dengan Jangka Jayabaya karya Raja Kerajaan Kediri.

Advertisement

Pria bernama Raden Ngabehi Rangga Warsita itu dikenal sebagai pujangga besar terakhir di tanah Jawa. Dikutip dari Wikipedia, nama asli Ronggowarsito adalah Bagus Burhan. Dia adalah anak Mas Pajangswara, cucu buyut Yasadipura II, pujangga utama Keraton Solo.

Baca juga: Sultan HB X: Wabah Corona Seperti Digambarkan Ronggowarsito

Ayah Bagus Burhan merupakan keturunan Kesultanan Pajang sedangkan ibunya adalah keturunan dari Kesultanan Demak. Bagus Burhan diasuh oleh Ki Tanujaya, abdi dari ayahnya.

Advertisement

Setelah kematian Yasadipura II, Ranggawarsita diangkat sebagai pujangga Kasunanan Surakarta oleh Pakubuwana VII pada tanggal 14 September 1845.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif