Solopos.com, SOLO — Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat memiliki sekitar 18 dalem pangeran yang tersebar di sekitar lingkungan keraton. Sayangnya, mayoritas bangunan bersejarah itu dalam kondisi memprihatinkan setelah beralih kepemilikan. Bahkan ada yang sudah runtuh.
Warga dan pegiat sejarah Kota Bengawan mendorong segera ada pembenahan agar bangunan cagar budaya (BCB) tersebut dapat terus lestari. Perlu sinergi antara Keraton, pemilik bangunan dan pemerintah untuk memelihara dalem-dalem pangeran sebagai aset pariwisata.
Berikut sebaran lokasi 18 dalem pangeran di lingkungan Keraton Solo.
Terletak di dalam Benteng Baluwarti sebelah barat Cempuri Keraton.
Terletak di dalam Benteng Baluwarti sebelah barat Cempuri Keraton.
Terletak di dalam Benteng Baluwarti sebelah barat laut Cempuri Keraton. Menjadi tempat tinggal sementara Paku Buwono II usai Boyong Kedhaton, saat pusat kerajaan Mataram Islam pindah dari Kartasura menuju Surakarta.
Terletak di dalam Benteng Baluwarti sebelah utara Cempuri Keraton. Saat ini dalam proses revitalisasi setelah sebelumnya sempat tidak terawat.
Terletak di dalam Benteng Baluwarti sebelah timur laut Cempuri Keraton (sekarang lokasinya masuk di dalam kampung Mloyosuman). Setelah direvitalisasi, sering menjadi lokasi resepsi dan penginapan.
Terletak di dalam Benteng Baluwarti sebelah timur Cempuri Keraton (sekarang lokasinya masuk kampung Mloyosuman).
Terletak di dalam Benteng Baluwarti sebelah tenggara Cempuri Keraton (sekarang lokasinya masuk kampung Tamtaman).
Terletak di dalam Benteng Baluwarti sebelah Selatan Cempuri Keraton.
Terletak di dalam Benteng Baluwarti sebelah selatan Cempuri Karaton. Dalem ini sekarang menjadi milik keluarga Cendana. Sempat direnovasi pada tahun 1986, kondisi Dalem Ngabeyan kini memprihatinkan.
Terletak di luar Beteng Baluwarti sebelah Selatan Cempuri Karaton, sebelah barat Alun-alun kidul (sekarang masuk dalam kawasan Kelurahan Gajahan). Sekarang sudah rata dengan tanah.
Dalem pangeran ini dibangun di masa pemerintahan PB IV. Dulu tempat ini kerap digunakan untuk acara besar Keraton. Fungsi itu masih bertahan hingga saat ini.
Terletak di luar Benteng Baluwarti sebelah Barat Cempuri Keraton (sekarang masuk Kelurahan Gajahan). Sempat dipakai kampus Saraswati, cikal bakal UNS Solo. Saat ini kondisinya cukup memprihatinkan, tinggal pendapa.
Terletak di luar Benteng Baluwarti sebelah selatan Cempuri Keraton, sebelah barat daya Alun-alun Kidul (masuk Kelurahan Danukusuman). Sekarang sudah rata dengan tanah karena beralih kepemilikan ke Patra Jasa-Pertamina.
Terletak di luar Benteng Baluwarti, tepatnya di Jl. Slamet Riyadi. Dulunya disebut Groote Postweg. Sekarang menjadi Museum Batik Danarhadi. Bentuk bangunan awal relatif dilestarikan dan terawat.
Terletak di luar Benteng Baluwarti, sekarang menjadi Kusuma Sahid Prince Hotel. Sebagian bangunannya direlatif dilestarikan, sebagian beralih bangunan modern.
Terletak di dalam Benteng Baluwarti. Meski beberapa bangunan yang punya atap berbentuk limas sudah tak terlihat keasliannya, keturunan Sultan Kotawaringin masih tinggal di sana.
Dahulu bernama Dalem Cakradiningratan karena dihuni patih bernama Cakradiningrat yang meninggal saat Gerakan Anti Swapraja. Dalem ini masih mempertahankan desain aslinya dan terawat dengan baik.
Sumber: Kemendikbud/wawancara/diolah dari berbagai sumber (cha)