News
Sabtu, 5 Februari 2022 - 15:54 WIB

Ini Penjelasan BMKG Soal Angin Kencang, Salah Satunya Merusak di Bantul

Newswire  /  Sri Sumi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Polisi berjaga di dekat baliho yang roboh akibat diterjang angin kencang di kawasan Condongcatur, Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (3/2/2022). (Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab angin kencang beberapa waktu terakhir karena pembentukan awan Cumulonimbus cukup intensif beberapa pekan ini.

Terkadang, angin kencang disertai hujan lebat. Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin, menjelaskan potensi pertumbuhan awan Cumulonimbus masih tinggi dalam sepekan ke depan.

Advertisement

Miming memperingatkan sejumlah wilayah, seperti Sumatera bagian tengah dan selatan, pesisir barat Sumatra, sebagian besar Jawa, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan bagian utara dan timur.

Baca Juga : Hujan Deras Disertasi Angin Kencang, 11 Rumah di Karanganyar Rusak

Advertisement

Baca Juga : Hujan Deras Disertasi Angin Kencang, 11 Rumah di Karanganyar Rusak

“Dari analisis dinamika atmosfer terkini beberapa hari terakhir pembentukan awan Cumulonimbus cukup intensif terutama di Jawa bagian barat dan selatan. Dengan pembentukan awan cukup masif terjadi pada sore hingga malam hari. Proses konveksi di lautan cukup dominan,” ujar Miming melalui keterangan tertulis seperti dilansir Antara, Sabtu (5/2/2022).

Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Cuaca BMKG, Agie Wandala, menambahkan pembentukan angin akibat perbedaan tekanan udara di dua lokasi. Perbedaan tekanan itu, lanjutnya, diakibatkan perbedaan suhu laut dan daratan.

Advertisement

Baca Juga : Angin Kencang di Madiun, 1 Tower SUTET PLN Roboh, 56 Rumah Rusak

Angin Downburst Merusak

“Selain perbedaan tekanan udara yang besar, angin kencang juga dapat dihasilkan dari awan Cumulonimbus. Angin kencang dari awan Cumulonimbus ini dapat berupa angin puting beliung atau angin kencang yang biasa disebut downburst,” tutur Agie.

Ia menjelaskan downburst terjadi saat udara berkondensasi pada bagian atas awan terjatuh. Downburst membawa banyak udara dengan cepat dan menyebar saat mencapai permukaan tanah sehingga menghasilkan angin berkecepatan tinggi, mencapai 160 km/jam.

Advertisement

Kecepatan angin downburst ini dapat menyebabkan korban jiwa, pohon tumbang, kerusakan struktur bangunan, serta memicu kecelakaan pesawat saat mendarat meski berdurasi singkat.

Baca Juga : Hujan Deras Disertai Angin Kencang, Begini Kondisi 16 Desa di Klaten

Pada awal Februari, fenomena angin kencang merusak terjadi di beberapa wilayah Indonesia, seperti Kabupaten Subang Jawa Barat, Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Cilacap Jawa Tengah.

Advertisement

Selain itu, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul DIY dan Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan. Angin kencang sempat mengakibatkan satu orang meninggal di Kota Banjar, Jawa Barat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif