News
Rabu, 28 Juli 2021 - 09:53 WIB

Ini Kriteria Rumah yang Aman Untuk Isoman

Newswire  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi isolasi mandiri di rumah. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Saat ini sulit menemukan RS yang masih bisa menampung pasien Covid-19 tambahan di tengah tingginya lonjakan kasus baru. Sebagian besar pasien Covid-19, terutama yang tanpa gejala dan bergejala ringan, akhirnya melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah.

Namun belakangan, kasus pasien Covid-19 yang meninggal dunia saat isoman di rumah mulai meningkat. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi pasien Covid-19 yang tengah isoman di rumah. Apakah kini isoman di rumah tak lagi aman?

Advertisement

Kusubbid Tracking Satgas Covid-19, dr Kusmedi Priharto SpOT MKes, mengatakan isoman di rumah boleh saja. Namun dengan syarat rumah memenuhi kriteria untuk dijadikan tempat isolasi.

Baca Juga: Rahasia Sukses Kudus Keluar dari Zona Merah dan Turunkan BOR Hingga 15%: Kolaborasi Semua Pihak

Advertisement

Baca Juga: Rahasia Sukses Kudus Keluar dari Zona Merah dan Turunkan BOR Hingga 15%: Kolaborasi Semua Pihak

“Tidak mudah melakukan isolasi mandiri. Di rumah itu tidak boleh terlalu banyak orang yang ada di sana. Karena kalau tidak melakukan isolasi dengan baik, dia akan menulari semua keluarga di sana,” ujar dr. Kusmedi, Selasa (27/7/2021).

Dalam talkshow bertajuk Penyuluhan Penguatan Peran Desa sebagai Garda Depan Pencegahan & Penanganan COVID-19 yang digelar secara daring pada Selasa, ia menyebut sejumlah kriteria rumah yang aman untuk isoman. Berikut kriterianya:

Advertisement

“Kadang-kadang orang ingin isolasi mandiri di rumah karena ingin dekat dengan keluarga, tapi isi rumahnya isi 6 atau 8 orang. Padahal orang-orang yang melakukan isolasi mandiri dia harus terisolasi betul,” terangnya.

Baca Juga: Menengok Industri Batik di Kampung Batik Semarang, Lokasinya di Dekat Kota Lama

Tidak ada patokan angka maksimal penghuni rumah untuk isoman karena bergantung luas rumah tersebut. Sepanjang ada ruang yang cukup bagi pasien untuk mengisolasi diri, maka rumah tersebut terbilang aman.

Advertisement

2. Memiliki Kamar Mandi Terpisah

Pasien Covid-19 yang menjalani isoman di rumah tidak boleh berbagi kamar mandi dengan penghuni lain yang sehat. Jika tidak memiliki kamar mandi terpisah dengan penghuni lain, maka sebaiknya menjalani isolasi di tempat isolasi terpusat.

Menurut dr. Kusmedi, kamar mandi terpisah ini penting. Sebab saat mandi pasien Covid-19 akan membuka masker, sehingga dapat meningkatkan peluang penyebaran virus Corona.

“Apabila kita akan melakukan isolasi mandiri di rumah harus ada kamar tersendiri. Yang ada kamar mandi di dalamnya atau di dekatnya. Kenapa itu harus ada, karena kalau mandi orang akan membuka bajunya semua termasuk maskernya sehingga kemungkinan itu akan menyebar di sekitar situ,” tuturnya.

Advertisement

Baca Juga: Ternyata, Ini Akar Masalah RSUD Caruban Tak Mau Rawat Pasien yang Akhirnya Meninggal dan Viral

Apabila tidak ada kamar mandi yang terpisah, anggota keluarga yang ingin menggunakan kamar mandi tersebut wajib menunggu selama 30 menit hingga 1 jam. Kemudian, kamar mandi harus disemprot dan dibersihkan.

“Lalu apa saja kamar isinya, harus ada jendelanya, harus ada ventilasi. Jendela juga harus diperhatikan jangan sampai jendela kita berhadapan dengan jendela tetangga. Ketika dua-duanya dibuka maka virusnya berpindah ke sebelah,” tandasnya.

3. Sinar Matahari Bisa Masuk

Selain itu, Kusmedi menjelaskan kamar yang digunakan untuk isolasi mandiri harus mendapatkan sinar matahari. Dengan begitu pasien Covid-19 bisa tetap berjemur guna mempercepat proses penyembuhan.

“Kemudian alat alat-alat makan harus disendirikan, baju baru disendirikan, sprei bantal semuanya disendirikan, nggak boleh bercampur. Apabila kita habis makan Ada apa gelas piring dan sebagainya, dicuci dulu, rendam pakai sabun selama 3 jam, selesai baru keluarkan biar dicuci oleh keluarga,” katanya.

4. Termometer dan Oksimeter

Lebih lanjut, dr. Kusmedi menjelaskan setidaknya ada 2 alat kesehatan yang harus dimiliki oleh pasien Covid-19 di rumah. Yakni, termometer dan oksimeter untuk mengukur suhu badan dan memantau saturasi oksigen. Apabila hal-hal tadi tidak terpenuhi, maka ia menyarankan agar pasien melakukan isolasi di tempat yang telah disediakan pemerintah.

“Apabila tidak mempunyai tempat untuk isolasi mandiri maka lebih baik melakukan isolasi di tempat pemerintah yang sudah diatur. Untuk pembiayaan tidak ada pembiayaan karena semua pembiayaan ditanggung oleh pemerintah, baik itu di tempat isolasi ataupun di rumah sakit,” pungkasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif