News
Senin, 17 Januari 2022 - 18:15 WIB

Ini Kisah di Balik Nama Nusantara untuk Ibu Kota Baru RI

Dany Saputra  /  Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gajah Mada (ilustrasi/google.img)

Solopos.com, JAKARTA — Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa membocorkan Ibu Kota Negara (IKN) yang baru akan diberi nama Nusantara.

Suharso mengaku baru mendapatkan perintah langsung dari Presiden Joko Widodo terkait dengan nama tersebut pada Jumat (14/1/2022).

Advertisement

“Alasannya adalah Nusantara sudah dikenal sejak dulu, dan ikonik di internasional, mudah dan menggambarkan kenusantaraan kita semua,” ujarnya di dalam Rapat Pansus IKN seperti dikutip Solopos.com dari Bisnis, Senin (17/1/2022).

Dikutip dari Bisnis, nusantara diambil dari bahasa Jawa kuno. Nusantara terdiri dari dua kata yaitu Nusa yang artinya pulau dan antara yang artinya luar.

Baca Juga: Nusantara Simpul Utama Perdagangan Rempah Dunia sejak Abad Ke-9 M

Advertisement

Kata Nusantara muncul pertama kali dalam kitab Negarakertagama di zaman Majapahit. Dalam era Majapahit, Nusantara menggambarkan sistem kenegaraan yang dianut oleh kerajaan yang berpusat di pulau Jawa tersebut.

Di dalam Kitab Negarakertagama dicantumkan wilayah-wilayah Nusantara yang pada masa sekarang dapat dikatakan mencakup sebagian besar wilayah modern Indonesia (Sumatra, Kalimantan, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi dan pulau-pulau di sekitarnya, sebagian Kepulauan Maluku, dan Papua Barat) ditambah wilayah Malaysia, Singapura, Brunei dan sebagian kecil Filipina bagian selatan.

Baca Juga: Diputuskan! Ini Nama Ibu Kota Negara yang Baru di Kalimantan Timur

Advertisement

Kata Nusantara juga muncul dalam Sumpah Palapa yang diucap oleh patih Majapahit, Gajah Mada:

Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukita palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah Nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tanjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa.”

Kemudian, pada tahun 1920-an, Ki Hajar Dewantara mengusulkan penggunaan kembali istilah Nusantara untuk menyebut wilayah Hindia Belanda. Kata Nusantara digunakan sebagai salah satu alternatif karena tidak memiliki unsur bahasa asing.

Namun fakta sejarah membuktikan nama yang dipakai untuk wilayah Hindia Belanda setelah merdeka adalah Indonesia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif