JAKARTA—Warga Jakarta menyambut baik ide Gubernur DKI Joko Widodo memindahkan lokasi pelaksanaan Jakarta Fair atau Pekan Raya Jakarta (PRJ) dari Kemayoran ke simpang Monas, Jakarta. PRJ di kawasan Kemayoran selama ini identik dengan kemewahan yang tak terjangkau kemampuan kocek rakyat.
PRJ kali pertama diadakan pada tahun 1968. Sampai dengan 1991, PRJ digelar di taman dan jalan bersimpangan di seputaran Monumen Nasional (Monas). Di era itu, PRJ dianggap sebagai hiburan murah bagi rakyat. Namun akhir-akhir ini, PRJ digelar di kawasan Jakarta International Expo (JI Expo), bekas bandara Kemayoran.
Sejak saat itu, PRJ identik dengan acara yang mahal sehingga tak terjangkau bagi rakyat kebanyakan. “Kalau di Kemayoran menengah ke atas, parkir saja mahal. Saya pernah, motor Rp15.000. Apalagi mobil, bisa lebih mahal. Pernah juga beli kerak telor harganya Rp70.000,” komentar Rudi, 22, sebagaimana dmuat laman berita detikcom, Kamis (6/6/2013).
Itu pasalnya, Rudi setuju jika lokasi PRJ dipindahkan ke Monas karena acara ini akan bisa dikunjungi semua kalangan. “Kalau PRJ di Kemayoran mahal, kalau di Monas bisa lebih murah,” katanya.
Taufik, 28, warga yang tengah berkunjung ke Monas, juga berpendapat serupa. Menurutnya parkir mobil di PRJ Kemayoran sangat mahal. Ia pernah harus membayar parkir Rp60.000 saat mengunjungi PRJ Kemayoran. “Bawa mobil kena Rp60.000, padahal mau lihat-lihat saja, bukan mau beli,” keluhnya.
Taufik mengatakan, salah satu kelebihan Monas dibanding Kemayoran adalah lebih rindang dan lebih strategis. Namun jika memang dipindahkan ke Monas maka PRJ akan lebih kecil. “Mudah-mudahan terwujud deh PRJ di Monas,” katanya.
Usriyah, 21, pengujung lain Monas, mengatakan jika dipindah ke Monas maka akan lebih dekat lokasinya dibandingkan dengan di PRJ Kemayoran. Menurutnya kalau dipindah ke Monas juga akan lebih murah. “Disana mahal-mahal, main kesana uang langsung habis, parkiran juga mahal. Kalau di Monas lebih cocok dan terjangkau semua kalangan,” katanya.
Namun ada juga yang tak sepaham dengan rencana Jokowi yang juga mantan wali kota Solo itu. Sugiarto, pedagang yang sudah 20 tahun berjualan di Monas adalah salah seorang warga yang menentang rencana memindahkan lokasi PRJ ke Monas.
Menurutnya Monas seharusnya menjadi monumen sejarah dan bukan menjadi tempat pelaksanaan PRJ. “Nanti Monas menjadi rusak,” katanya.
PRJ ke-46, Kamis (6/6/2013), mulai dibuka di kawasan JI Expo, Kemayoran, Jakarta. Kegiatan itu dijadwalkan berlangsung selama satu bulan dan diikuti sekitar 2.000 perusahaan.