News
Jumat, 27 Juli 2012 - 22:18 WIB

INFO MUDIK: Potensi Ledakan Penumpang Belum Diantisipasi Penambahan Armada

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (Espos/dok)

ilustrasi (Espos/dok)

SOLO—Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Darat (Organda) Solo memprediksi Lebaran tahun ini volume penumpang bus akan meningkat 10% dari volume penumpang pada Lebaran tahun lalu.

Advertisement

Bahkan, Ketua Organda Solo, Joko Suprapto menyampaikan kenaikan penumpang itu bisa melebihi dari angka prediksi. Artinya, akan ada peningkatan penumpang yang signifikan bahkan diperkirakan bakal terjadi ledakan penumpang.

Joko menyampaikan, potensi ini bisa saja terjadi mengingat saat ini PT Kereta Api Indonesia (KAI) sudah melakukan pembatasan kapasitas penumpang KAI. “PT KAI sekarang sudah tidak memberikan toleransi bagi penumpang berdiri. Ini potensi pasar baru bagi kalangan pengusaha otobus (PO),” kata Joko, saat ditemui Solopos.com, di ruang kerjanya, Jumat (27/7/2012).

Hanya saja, lanjut Joko, potensi penambahan volume penumpang bus pada musim Lebaran tahun ini belum diikuti dengan penambahan jumlah armada yang signifikan. Joko mengatakan, dari tahun 2011 jumlah armada bus khususnya yang melayani trayek Solo-Jakarta tidak bertambah signifikan. “Yang melakukan penambahan armada hanya Rosalia Indah. Tahun ini mereka punya 230 unit bus. 2 untuk cadangan, 218 bus antar kota antar provinsi (AKAP) dan 10 unit bus pariwisata,” imbuh Joko.

Advertisement

Secara total, lanjut dia, bus AKAP di Solo ada 369 unit. Jika kapasitas ini kurang, maka PO akan mengeluarkan armada cadangan. Hanya saja, armada cadangan yang dimiliki PO pun tidak banyak. “Kalau masih kurang, bus-bus AKDP ini bisa saja dikerahkan. Di Solo, total armada AKDP ada 109 unit.”

Sementara itu, mengenai kesiapan armada Lebaran, Joko mengatakan kalangan PO sudah mempersiapkan sejak sebelum Puasa lalu. Saat ini, kalangan PO tinggal menunggu masa puncak arus mudik dan balik Lebaran.
Kalangan PO pun mulai ancang-ancang menerapkan tarif batas atas Rp150 per kilometer penumpang.

“Sebagai patokan, biasanya PO akan mulai memakai tarif batas atas itu mulai H-7 hingga H+7,” kata Joko. Dia mengatakan, pengusaha akan memanfaatkan momen tersebut sebagai panen raya. “Momen panen seperti ini hanya terjadi setahun sekali. Apalagi, sudah sejak tahun 2009 belum pernah ada kenaikan tarif angkutan lagi,” ujar dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif