News
Kamis, 29 Agustus 2013 - 14:54 WIB

INFLASI : Tempe Mulai Picu Inflasi di Solo

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengrajin tempe tengah membungkus tempe. (Dok/JIBI/Solopos)


Pengrajin tempe tengah membungkus tempe. (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Makanan lauk pauk berupa tempe diperkirakan bakal memberikan andil inflasi di bulan Agustus 2013.

Advertisement

Dari pertemuan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Solo yang dilakukan di Bank Indonesia (BI) Solo, Kamis (29/8/2013), beberapa bahan makanan yang masih berpotensi menyumbang inflasi selain tempe adalah beras, buah jeruk, daging sapi dan kentang. Sepanjang Agustus, beras masih mengalami kenaikan sebesar 0,11%, jeruk 0,05%, daging sapi 0,03% dan kentang 0,03%.

“Kalau tempe mengalami inflasi 0,02%,” kata Sekretaris Tim Teknis TPID Solo, Arif Nazaruddin, saat ditemui wartawan, di sela-sela pertemuan TPID tersebut.

Inflasi pada komoditas lauk pauk berupa tempe terjadi karena dipicu kenaikan harga kedelai yang cukup signifikan belakangan ini. Tetapi menurutnya, kontribusi tempe terhadap inflasi Solo nantinya tidak besar. Karena kenaikan harga kedelai baru terjadi satu hingga dua pekan terakhir dan belum banyak pedagang yang menaikkan harga tempe. Maka BI optimistis proyeksi inflasi Agustus sebesar 0,21% bisa direalisasikan.

Advertisement

Arif mengatakan, pada pertemuan TPID tersebut melakukan evaluasi inflasi bulan Agustus. Jika proyeksi inflasi 0,21% pada Agustus terealisasi, maka secara year on year inflasi Solo masih cukup tinggi yaitu 8,67%. “0,21% ini turun sangat signifikan dari inflasi Juli 3,92%.”

Menurut Arif, pemicu inflasi di bulan Agustus nanti tidak hanya bersumber dari bahan pangan saja. Tetapi juga tarif dasar listrik dan kenaikan tarif angkutan masih. Dari survei pemantauan harga (SPH) yang dilakukan hingga pekan keempat tarif angkutan antar kota naik 0,15%, dan tarif angkutan dalam kota mengalami kenaikan 0,07%.

“Sekarang kami sedang menyusun beberapa strategi agar inflasi ke depannya bisa terus ditekan. Salah satunya, membentuk TPID Subosukowonosraten sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri No 027/1696/SJ tentang Menjaga Keterjangkauan Barang dan Jasa di Daerah.”

Advertisement

Sama dengan proyeksi BI, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Solo, R Bagus Rahmat, juga menyebutkan Agustus nanti Solo masih berpotensi mengalami inflasi. Pemicunya, Lebaran H-7 hingga H+7 terjadi pada bulan Agustus. Dan pada rentang waktu itu semua sektor transportasi menaikkan tarif dalam rangka Lebaran, maka tarif angkutan diperkirakan memberikan andil inflasi yang cukup besar. “Selain sektor transportasi, kenaikan tarif dasar listrik (TDL) tahap ketiga di tahun ini juga mulai dirasakan dampaknya.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif