News
Senin, 25 April 2016 - 07:25 WIB

INFLASI SOLO : Dekati Ramadan, TPID Antisipasi Inflasi

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi inflasi (JIBI/Solopos/Antara)

Inflasi Solo terus dipantau terutama mendekati bulan Puasa.

Solopos.com, SOLO—Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Solo mulai fokus melakukan antisipasi ketersediaan pasokan dan lonjakan harga menjelang bulan puasa. Hal ini untuk menenkan lonjakan inflasi yang biasanya tinggi.

Advertisement

Wakil Ketua TPID Solo, Bandoe Widiarto, mengaku optimis inflasi pada Ramadan kali ini bisa ditekan karena TPID sudah merumuskan beberapa langkah yang akan dilakukan untuk menekan inflasi, diantaranya komunikasi yang intensif dengan tokoh agama untuk berbelanja secara bijak. Selain itu, pertemuan dengan distributor akan ters dilakukan untuk mengecek pasokan sekaligus imbauan supaya tidak menaikkan harga terlalu tinggi.

“Bulan puasa dan Lebaran biasanya harga bahan kebutuhan pokok meningkat karena tingginya konsumsi masyarakat. Oleh karena itu, TPID ingin memastikan ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi serta berupaya menjaga ekspetasi masyarakat,” ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo ini saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Jumat (22/4/2016).

Selain itu, pihaknya juga berupaya mengantisipasi long weekend pada bulan depan. Dia mengatakan libur panjang ini dinilai berpotensi meningkatkan inflasi karena adanya kemungkinan gangguan jalur distribusi. Hal tersebut menyebabkan keterlambatan pengiriman bahan kebutuhan pokok yang diakibatkan kepadatan lalu lintas.

Advertisement

“Pekan depan akan mengadakan inspeksi mendadak [sidak] ke pasar untuk memberi sinyal ke pedagang bahwa TPID senantiasa melakukan pemantauan harga dan ketersediaan pasokan,” ujar Bandoe.

Lebih lanjut, pihaknya memprediksi inflasi bulan ini lebih rendah dari Maret yang mencapai 0,42%, bahkan ada kemungkinan deflasi. Rendahnya inflasi ini dipengaruhi kelompok administered price, seperti bahan bakar minyak (BBM) yang turun di awal bulan.

Dia mengatakan penurunan harga tersebut membuat biaya pengangkutan barang juga turun Rp100.000-Rp150.000. Selain itu, harga cabai rawit dan cabai merah juga menunjukkan tren turun. Namun diakuinya ada beberapa barang yang menyebabkan inflasi, diantaranya bawang merah, bawang putih, minyak goreng, dan gula pasir.

Advertisement

Dia mengungkapkan pasokan barang saat ini cukup baik, seperti beras masih mencukupi untuk tiga bulan ke depan atau sekitar 18.500 ton dan penyerapan pun masih terus dilakukan menyusul panen di beberapa daerah. Pasokan gula pasir tercatat masih 3,7 ton yang tersebar di beberapa pasar dan pasokan bawang merah masih ada sekitar 7,5 ton yang dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif