News
Rabu, 1 Juni 2016 - 16:31 WIB

Inflasi Mei Terendah Sejak Desember 2009, Kurs Rupiah Ditutup Melemah 13 Poin

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pergerakan kurs rupiah (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

Kurs rupiah kembali ditutup melemah seiring rilis angka inflasi Mei yang terendah sejak Desember 2009.

Solopos.com, JAKARTA — Kurs rupiah di pasar spot berakhir melemah 13 poin atau 0,10% ke Rp13.661/dolar AS pada perdagangan hari ini, Rabu (1/6/2016). Sebelumnya, rupiah dibuka melemah 0,10% atau 13 poin ke 13.661 per dolar AS pada perdagangan pagi tadi.

Advertisement

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) menetapkan kurs tengah di Rp13.671/dolar AS, terdepresiasi 0,41% atau 56 poin dari posisi Rp13.615/dolar kemarin. Kurs jual ditetapkan di Rp13.739 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp13.603 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp136.

Data yang diterbitkan BI pada pagi ini menempatkan Jisdor pada Rp13.671/dolar AS, terdepresiasi 0,41% atau 56 poin dari posisi Rp13.615 per dolar AS pada Selasa.

Pelemahan ini seiring rilis angka inflasi tahun ke tahun (year on year/yoy) Mei 2016 yang mencapai 3,33% atau menjadi yang terendah sejak Desember 2009. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan inflasi yoy Mei 2016 hanya lebih tinggi dari inflasi Desember 2016 yang mencapai 2,78%.

Advertisement

Capaian ini akan menentukan angka inflasi pada akhir tahun ini. Selain itu, angka inflasi inti pada Mei 2016 yang mencapai 3,41% juga menjadi yang terendah sejak 2009.

Dia menjelaskan inflasi yoy yang rendah dipengaruhi perkembangan ekonomi secara umum seperti ekspektasi inflasi dan nilai tukar rupiah serta keseimbangan penawaran dan permintaan permanen. “Angka yang menjadi peringatan itu 5%,” katanya di BPS, Jakarta, Rabu (1/6/2016).

Sebelumnya, dalam risetnya, ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta memprediksi pelemahan kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini karena menghadapi indeks dolar AS yang kembali menguat. Rangga Cipta mengatakan pelemahan dolar mulai pudar di pasar Asia, sejalan dengan penguatan harga minyak yang tertahan.

Advertisement

“Hari ini dengan indeks dolar yang kembali menguat, dan jika data Tiongkok buruk, rupiah bisa melemah lagi,” kata Rangga dalam risetnya yang diterima Bisnis/JIBI, Rabu pagi.

Sementara itu indeks kepercayaan konsumen AS turun drastis, menandakan belum solidnya permintaan domestik. Akan tetapi, ujarnya, harga rumah di AS yang dilaporkan naik signifikan berhasil mendorong indeks dolar untuk tetap kuat. Meski pagi ini dibuka negatif ke posisi 95,839, pelemahan indeks dolar AS berkurang tajam dengan pergerakan ke posisi 95.889 pada pukul 10.16 WIB.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif