News
Rabu, 13 Januari 2016 - 20:30 WIB

INDUSTRI SOLORAYA : Asmindo Perkuat Branding Melalui Iffina

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi industri mebel (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Industri Soloraya, pengusaha mebel di Indonesia memperkuat penjualan dengan mengikuti pameran internasional permebelan.

Solopos.com, SOLO–Asosiasi Pengusaha Mebel Indonesia (Asmindo) memperkuat branding Furniture Indonesia melalui International Furniture and Craft Fair Indonesia (Iffina) pada 10-13 Maret 2016. Hal ini untuk meningkatkan penjualan dan memperkuat posisi produsen mebel dalam negeri yang banyak digempur perusahaan asing.

Advertisement

Iffina Chairman, Andre Sundriyo, menyampaikan mebel dari Indonesia cukup terkenal tapi kesulitan dalam meningkatkan kapasitas produksi, baik untuk pasar lokal maupun internasional. Padahal pada 2019, ditargetkan ekspor mebel mampu menyentuh angka US$5 miliar dari rata-rata ekspor mebel saat ini US$1,98 miliar per tahun. Oleh karena itu, diharapkan melalui pameran tersebut, penjualan mebel semakin meningkat dengan kedatangan 3.500 buyer.

“Pameran hingga saat ini masih memberi dampak yang baik untuk peningkatan penjualan serta mampu mengembangkan usaha pengusaha daerah. Hal ini karena buyer biasanya ingin melihat produknya secara langsung setelah itu baru ke pabrik,” ungkap Andre kepada wartawan, Selasa (12/1/2016).

Dia mengaku optimistis industri mebel tahun ini bisa lebih baik karena perhatian pemerintah cukup tinggi. Dia menyampaikan branding Furniture Indonesia harus digaungkan supaya makin dikenal di pasar lokal maupun internasional. Dia mengungkapkan saat ini industri mebel banyak digempur dari perusahaan asing. Padahal dari sisi kualitas maupun harga, produk Indonesia tak kalah.

Advertisement

Wakil Ketua Asmindo Soloraya, Adi Dharma S., menyampaikan diharapkan tidak hanya buyer lama tapi buyer baru juga datang pada acara yang diadakan di Jakarta Convention Center (JCC) tersebut. Apalagi dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal Januari dinilai menjadi momen bagus untuk mengambil pasar ASEAN.

“Harapannya industri mebel bisa menjadi lokomotif untuk menggerakkan perekonomian nasional,” kata dia.

Koordinator Asmindo Jateng, Erie Sasmito, mengungkapkan Indonesia merupakan pasar yang potensial karena memiliki penduduk paling besar di Asia Tenggara sehingga banyak menjadi incaran pengusaha dari negara lain. Hal ini terbukti dengan masuknya bermacam jenis merek dan perusahaan mebel asing. Menurut dia, selama ini pengembangan bisnis mebel Indonesia masih terganjal regulasi.

Advertisement

“Jaringan distribusi memang perlu dibangun untuk memasarkan produk sehingga penjualan meningkat. Oleh karena itu, diharapkan produk Indonesia bisa benar-benar menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif