News
Selasa, 22 Oktober 2013 - 16:55 WIB

INDUSTRI PERMEBELAN SOLORAYA : Eksportir Subkontrak Tumbang

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pameran kerajinan (ilustrasi)

Pameran kerajinan (ilustrasi)

Solopos.com, SOLO — Menurunnya kinerja ekspor mebel di Soloraya rupanya banyak dipicu oleh tumbangnya pelaku subkontrak atau eksportir yang tidak memiliki pabrik sendiri.

Advertisement

Sementara, kinerja industri mebel yang memiliki pabrik sendiri tetap bisa bertumbuh. Bahkan menurut Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Tangan Indonesia (Asmindo) Soloraya, Yanti Rukmana, industri mebel dengan basis pabrikan bukan sekadar subkontrak, saat ini kewalahan memenuhi pesanan dari para buyer.

Yanti, saat ditemui wartawan dalam sesi jumpa pers persiapan International Furniture & Craft Fair Indonesia (Iffina) 2014, di salah satu rumah makan di Solo, Selasa (22/10/2013), menyebutkan para subkontrak kini sulit mendapatkan produk karena para perajin dan usaha kecil menengah (UKM) mebel banyak yang beralih profesi. Awal mulanya, adalah saat krisis ekonomi global 2008. Saat krisis, order mebel anjlok.

“Saat ini order sudah membaik tetapi perajin sudah kepalang pergi dan beralih profesi. Jadi subkontrak ini sudah tidak bisa jualan lagi. Sekarang yang masih bisa eksis adalah eksportir yang punya pabrik sendiri,” kata Yanti.

Advertisement

Belum lama ini, setelah Yanti memimpin Asmindo Soloraya menggantikan David R Wijaya, pihaknya kembali melakukan pendataan terhadap anggota Asmindo dan eksportir yang masih eksis.

“Ada yang masih rutin ekspor dan ada yang sudah tidak rutin. Dari sekitar 270-an anggota Asmindo mungkin yang masih rutin ekspor tinggal 88 pengusaha,” jelas dia.

Sementara itu, Ketua Umum Asmindo, M.Taufik Gani, menyebutkan industri furnitur dan kerajinan mempunyai kontribusi besar terhadap kinerja ekspor nasional. Tercatat pada 2012, data BPS menunjukan industri ini memberikan kontribusi terhadap perolehan devisa negara sebesar US$2,6 miliar, yang terdiri atas US$1,8 miliar dari furniture dan US$800 juta dari sektor kerajinan.

Advertisement

Dia melanjutkan, untuk menggenjot kinerja ekspor furnitur dan kerajinan, Asmindo akan kembali menggelar Iffina 2014. Berbeda dengan penyelenggaraan Iffina tahun sebelumnya, dalam Iffina 2014 yang akan digelar di Parkir Timur Senayan Jakarta,  14-17 Maret 2014, Asmindo akan mengangkat konsep green.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif