News
Minggu, 22 Maret 2015 - 22:30 WIB

INDUSTRI MEBEL : Ekspor Mebel Soloraya ke Eropa Masih Loyo

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi industri mebel (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Industri mebel Soloraya kesulitan memulihkan ekspor ke pasar tradisional Eropa International Furniture and Craft Fair Indonesia 2015.

Solopos.com, SOLO — Ekspor mebel dari wilayah Soloraya ke Eropa masih loyo awal tahun ini. Ekspor industri mebel Soloraya ke traditional market Eropa bahkan turun 10 persen.

Advertisement

Sekretaris Eksekutif Asosiasi Pengusaha Mebel Indonesia (Asmindo) Soloraya, Sholahuddin Aly, mengatakan penurunan ekspor ke Eropa itu merupakan capaian dalam International Furniture and Craft Fair Indonesia (Iffina) 2015 yang digelar di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Sabtu-Selasa (14-17/3/2015).

“Eropa kali ini tidak terlalu menggembirakan. Krisis ekonomi yang terjadi di Yunani sepertinya masih menjadi bayang-bayangnya,” ujar dia saat ditemui wartawan di Kantor Asmindo Soloraya, Rabu (18/3). Apalagi, mata uang euro yang digunakan negara-negara di Eropa juga melemah terhadap dolar.

Kendati demikian, menurut Sholahuddin, menguatnya dolar justru meningkatkan ekspor mebel Soloraya ke Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara Asia, seperti Tiongkok, Korea, dan Taiwan. Sayangnya, dia belum bisa menjelaskan secara detail perincian meningkatnya ekspor ke sejumlah negara tersebut. Hal itu karena sejumlah pengusaha mebel Soloraya masih ada yang belum kembali dari pameran tersebut sehingga Asmindo belum bisa merekap data.

Advertisement

Dia menambahkan pasar ekspor Soloraya sebenarnya berpeluang besar untuk dikembangkan. Namun, upaya terkendala sumber daya manusia yang belum mencukupi kebutuhan permintaan pasar ekspor.

“Kami masih mengalami kendala pada SDM padat karya. Padahal, dolar sedang dalam posisi menguat dan memang berpotensi untuk ekspor. Tapi, tidak bisa berbuat banyak karena kami tidak mampu memproduksi dalam jumlah yang besar,” paparnya.

Ekspor ke AS Naik
Sementara itu, lonjakan ekspor ke AS tampak adalah pameran industri mebel dan kerajinan, Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2015 yang diselenggarakan Kamis-Minggu (12-15/3). Ajang itu mencatatkan transaksi US$270 juta.

Advertisement

Sekretaris Jenderal Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (Amkri) Abdul Sobur mengatakan potensi follow up transaction pameran itu senilai US$1 miliar. Pameran yang bertujuan untuk menjaring pasar internasional ini berhasil menggoda pembeli asal Amerika Serikat yang menyumbang 40% total transaksi on the spot.

“Kondisi melemahnya rupiah menjadi momentum bagi kami untuk mendapatkan nilai tinggi. Setidaknya sudah ada pengunjung dari 112 negara dan melibatkan lebih dari 7.000 pembeli,” tuturnya, Minggu (15/3/2015).

Sobur mengatakan varian produk yang digemari antara lain mebel kayu berupa perlengkapan ruang makan, ruang tamu, sofa, dan kabinet. “Kalau segi pengunjung memang yang paling banyak hadir dari Australia, Malaysia dan Singapura. Akan tetapi dari transaksi langsung Amerika dan Eropa,” tambahnya. (David Eka Issetiabudi/JIBI/Bisnis)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif