SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Burhan Aris Nugraha/JIBI/SOLOPOS)
SOLO—Kawasan Soloraya makin diminati kalangan investor. Setelah Sritex ekspansi besar-besaran, kemudian investor dari Korea bersiap membangun pabrik tekstil di Boyolali, kabarnya sejumlah industri garmen dari Tangerang, Banten akan hijrah ke Soloraya.
Pjs Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo, Putra Nusantara menyampaikan kabar itu diterimanya ketika dia melakukan koordinasi dengan Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) Jateng. “Dua pabrik garmen asal Tangerang itu akan hijrah ke Sragen dan Boyolali. Kemudian, juga ada industri alas kaki yang akan masuk ke wilayah Soloraya,” kata Putra, kepada wartawan di Kantor BI Solo, Selasa (31/7/2012).
Dia mengatakan, perpindahan sejumlah pabrik dari wilayah Banten itu mengindikasikan bahwa potensi Jateng khususnya Soloraya sangat tinggi. Sebelumnya, sejumlah industri perbankan dari wilayah Jawa Barat juga menanamkan investasinya ke Soloraya. Dia melanjutkan, dari informasi yang diterima, pabrik-pabrik garmen itu mengincar Soloraya karena pertimbangan kondusifitas wilayah dan nilai upah minimum kota (UMK) yang relatif rendah.
Soloraya, lanjutnya, dipandang sebagai kawasan yang memiliki prospek tinggi untuk berinvestasi. Hal ini, juga terlihat dari tingginya angka pertumbuhan kredit investasi dari kalangan perbankan di Soloraya. “Pada Juni 2012 kredit investasi mengalami pertumbuhan paling tinggi sebesar 60,12% (yoy) menjadi Rp4,05 triliun.”
Fenomena ini, kata dia, harus ditangkap atau direspon oleh pihak-pihak terkait terutama pemerintah untuk meningkatkan kualitas layanan terhadap para investor. “Harapannya pungutan liar yang memberatkan investor ini harus dikurangi agar mereka juga happy setelah berinvestasi ke Soloraya,” kata Putra yang juga menjabat sebagai Kepala Divisi Kajian Ekonomi Kantor Perwakilan BI Semarang.