News
Kamis, 3 Desember 2015 - 22:30 WIB

IMPOR BBM : Pertamina: Trader BBM Ingin Jegal Pembangunan Kilang Dalam Negeri

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (ketiga dari kiri) meninjau pengoperasian Kilang Minyak TPPI di Tuban, Rabu (11/10/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Widodo S. Jusuf)

Impor BBM diduga sengaja dipelihara dengan upaya penjegalan pembangunan kilang di dalam negeri.

Solopos.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) akui trader bahan bakar minyak (BBM) menjadi salah satu pihak yang berupaya menjegal rencana pembangunan kilang di dalam negeri.

Advertisement

Direktur Utama (Dirut) Pertamina, Dwi Soetjipto, mengatakan selama ini muncul pendapat pembangunan kilang di dalam negeri tidak ekonomis. Padahal, Singapura dan Malaysia terus menggenjot jumlah kilangnya agar dapat mengekspor produk BBM ke luar negeri.

“Pada masa lalu, kita selalu bilang bahwa kilang tidak efisien, maka lebih baik impor saja. Kalau bangun kilang sendiri kan trader ada kehilangan [pasarnya],” katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (3/12/2015).

Dwi menuturkan kesalahan persepsi terkait pembangunan kilang tersebut dibuat oleh pihak yang tidak menginginkan Indonesia memiliki kilang baru. Dengan begitu, Indonesia akan terus mengimpor dan menggunakan jasa trader untuk memenuhi kebutuhan BBM di dalam negeri.

Advertisement

Menurutnya, proses impor BBM untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri itu kemudian membuat harganya lebih mahal. Padahal, biaya trader tersebut dapat dipangkas dengan pengolahan BBM di dalam negeri.

“Contohnya saja pada 2015 kami sudah dapat menurunkan biaya produksi BBM, karena penambahan kapasitas pengolahan di dalam negeri,” ujarnya.

Tahun ini, harga BBM yang diproduksi dari kilang di dalam negeri hanya 103% dari mean of plats Singapore (MOPS), dari yang sebelumnya 112%. Penurunan harga tersebut meningkatkan daya saing BBM yang diproduksi di dalam negeri.

Advertisement

Saat ini sudah tidak ada lagi pihak yang mempermasalahkan pembangunan kilang di dalam negeri. Pengolahan BBM di dalam negeri diakui lebih efisien dan mampu bersaing dengan landed price BBM dari produk impor.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif