Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
Wakil Gubernur Teheran, Safarali Baratloo, langsung menuduh Israel berada di balik serangan tersebut. “Bom yang dipakai magnetik dan sama dengan yang dulu dipakai untuk membunuh para ilmuwan lainnya. Ini pekerjaan Zionis (Israel),” tukas Safarali seperti dikutip kantor berita setengah resmi Iran, Fars.
Menurut kantor berita itu, sang ilmuwan yang tidak disebutkan identitasnya itu adalah ilmuwan nuklir yang mengawasi salah satu bagian di Natanz Uranium Enrichment Facility. Namun sejumlah sumber menyebut korban serangan itu adalah Mostafa Ahmadi-Roshan. Ledakan terjadi setelah ada pengendara sepeda motor menempelkan sebuah benda yang diyakini bom ke mobil korban.
Wakil Presiden Mohammad Reza Rahimi kepada stasiun TV pemerintah menyatakan pula serangan terbaru ini tidak akan menghentikan kemajuan program nuklir negaranya. Disebutkannya pula, pembunuhan ini adalah “bukti adanya terorisme yang disponsori negara.”
Mostafa Ahmadi-Roshan, 32, adalah lulusan Universitas Sharif dan menjadi profesor di Technical University of Tehran. Dalam serangan ini seorang lain yang ada di mobil Roshan juga dilaporkan terluka, meski mobil itu sendiri terlihat tak terlalu parah kerusakannya. Koresponden BBC di Teheran melaporkan, bom yang dipakai itu terlihat dirancang hanya untuk membunuh satu atau dua orang di dalam mobil saja dan cukup kecil sehingga suara ledakannya tidak terdengar dari jauh.
JIBI/SOLOPOS/R Bambang Aris S/Rtr