News
Rabu, 24 Oktober 2012 - 07:02 WIB

IHSG Hari Ini Rawan Pelemahan

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Nurul Hidayat/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi (Nurul Hidayat/JIBI/SOLOPOS)

JAKARTA--Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan, Rabu (23/10/2012) diprediksi masih akan melanjutkan pelemahan menyusul pergerakan indeks yang sudah berada di titik jenuh.

Advertisement

Analis NISP Sekuritas Kam Lipto mengatakan sepanjang pekan ini, pergerakan indeks cenderung flat.

“Jika dilihat dari Juni, kenaikan IHSG sudah tergolong terlalu tinggi sehingga sangat rawan untuk aksi ambil untung,” katanya, Selasa (23/10/2012).

Advertisement

“Jika dilihat dari Juni, kenaikan IHSG sudah tergolong terlalu tinggi sehingga sangat rawan untuk aksi ambil untung,” katanya, Selasa (23/10/2012).

Walau begitu, Lipto mengatakan koreksi yang terjadi tidak akan besar dan hanya bersifat jangka pendek saja. IHSG pekan ini masih berpeluang untuk kembali mencetak rekor tertinggi baru. “Laporan keuangan emiten akan menjadi fokus pelaku pasar. Saya rasa sentimen global tidak akan pengaruh banyak dalam mingu-minggu ini,” lanjutnya.

Adapun angka support akan berada di kisaran 4.321-4.294 dan resistance di 4.354. Lipto merekomendasikan saham-saham agri yang pergerakannya cukup menarik, seperti AALI dan LSIP.

Advertisement

Sebanyak lima sektor saham mengalami koreksi dipimpin oleh penurunan sektor konsumer dan manufaktur sebesar 1,63% dan 0,98%. Adapun sektor saham yang masih mencatat pertumbuhan antara lain saham sektor perdagangan sebesar 0,48% dan agri yang naik 0,4%.

TLKM menjadi salah satu saham yang paling aktif diperdagangkan menyusul dirlisnya laporan keuangan 9 bulanan emiten telekomunikasi plat merah itu. TLKM tercatat naik 100 poin atau 1,05% menjadi 9.650.

Di awal perdagangan kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif, namun pada sesi II indeks terus mengalami pelemahan hingga ditutup terkoreksi.

Advertisement

Pelaku pasar masih menunggu hasil rapat reguler The Fed yang diprediksi tidak akan mengeluarkan kebijakan baru mengenai perekonomian AS mengingat indikator-indikator baru yang muncul menunjukan perbaikan.

Tingkat pengangguran AS telah jatuh ke level  7,8% pada September 2012 ini dan merupakan level terendahnya sejak negara tersebut dipimpin oleh Presiden Obama. Karenanya banyak pihak memprediksi anggaran belanja konsumen AS pada kuartal III akan mengalami peningkatan dan tingkat pemesanan barang-barang tahna lama AS juga akan turut meningkat.

Kendati demikian, sentimen positif dalam negeri mampu menahan koreksi hingga koreksi tidak begitu jauh. Realisasi invesatasi kuartal III/2012 Indonesia sudah mencapai 89% dari target 2012 dengan mencatat sebesar Rp81,8 triliun. Hal ini lebih baik dari realisasi kuartal I/2012 Rp71,2 triliun dan kuartal II/2012 Rp76,9 triliun.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif