News
Jumat, 19 Juli 2019 - 05:00 WIB

Ibu Meninggal, Pria Ini Bawa Patung Kertas Bergambar Ibunya Saat Wisuda

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, MANILA — Paulo John, pria asal Filipina menorehkan kisah tragis saat menghadiri wisuda kelulusannya sebagai Sarjana Sains di salah satu universitas di Filipina belum lama ini. Ia membawa patung kertas bergambar sosok ibunya sebagai pendamping wisuda.

Alasan di balik tindakan Paulo itu ternyata cukup mengejutkan serta mengharukan. Ia membawa patung tersebut lantaran ibundanya sudah berjanji akan menghadiri wisudanya, namun ibunya sudah meninggal pada 2016 silam.

Advertisement

Dilaporkan World of Buzz, Kamis (18/7/2019), Paulo mengaku melakukan hal tersebut agar bisa merasakan kehadiran ibunya saat wisuda. “Saya membuat patung kertas itu sehingga setidaknya saya bisa merasakan kehadiran ibuku pada hari kelulusan karena lulus dari perguruan tinggi adalah impian kami,” ucapnya.

Seusai wisuda, Paulo kemudian mengunggah foto dirinya saat berpose mengenakan toga di samping patung sang ibu ke akun Twitternya, @paudaexplorer, Selasa (16/7/2019). Fotonya pun lantas viral setelah di-retweet lebih dari 4.000 kali dan mendapatkan sedikitnya 46.000 likes.

“Untuk ibuku yang paling cantik! Ma, anak sulungmu telah lulus, aku berharap engkau bahagia di sisi Tuhan. Aku lulus sesuai keinginanmu. Aku sangat mencintaimu,” tulis Paulo pada keterangan foto yang diunggah.

Advertisement

Paulo mengatakan ibunya merupakan orang tua tunggal yang harus berjuang menyekolahkannya ke perguruan tinggi. “Dia adalah orang tua tunggal [selama beberapa tahun]. Dia menguliahkan saya ke perguruan tinggi swasta. Kami sangat dekat satu sama lain. Ibuku tidak meminta ayah tiriku untuk menyekolahkanku ke perguruan tinggi negeri. Semua uang itu datang dari dia dan bibiku yang membantu,” jelas pria yang menorehkan kisah tragis di balik wisudanya.

Sarjana sains itu kini merasa senang karena bisa merasakan kehadiran ibunya yang telah meninggal dunia tiga tahun silam. “Ketika saya membawanya [patung kertas] di upacara kelulusan, saya sangat senang karena saya benar-benar merasa bersama ibu,” pungkas Paulo.

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif