“Megawati (Ketum DPP PDIP) hanya menempatkan Puan Maharani (putri Mega) sebagai Ketua DPP saja. Tidak seekstrim PD,” kata Yunarto Wijaya, pengamat politik dari Charta Politica, Kamis (17/6).
Sebagai parpol baru, dapat dipahami PD belum sepenuhnya mampu melepaskan diri dari ketergantungannya terhadap sosok kuat SBY. Pada saat bersamaan, konsodilasi internal juga belum mendatang hasil sesuai dengan cita-cita bertranformasi sebagai parpol besar yang modern.
Gabungan dua hal tersebut yang nampaknya membuat Anas Urbaningrum selaku Ketua Umum DPP PD terpilih, tidak cukup percaya diri menyusun kepengurusannya. Maka keputusannya memilih Ibas sebagai Sekjen DPP PD dapat dipahami sebagai langkah mengakomodir aspirasi ketergantungan kepada SBY sekaligus menjaga keutuhan partai dari potensi konflik internal.
“Tapi patut disayangkan caranya adalah dengan menghadirkan simbol SBY secara harafiah dan berlebihan, yaitu anak kandung SBY,” tutupnya.
dtc/tya