News
Jumat, 25 September 2015 - 09:50 WIB

IBADAH HAJI 2015 : Calhaj Jalan 7 Km dengan Suhu 48 Derajat Celcius

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah calhaj asal Indonesia istirahat seusai melontar Jumrah di Jamarat. Jarak antara pemondokan ke Jamart sejauh 7 km. (foto : istimewa)

Ibadah haji 2015 para calhaj asa Indonesia harus berjalan 7 kilometer dalam cuaca yang sangat panas.

Solopos.com, SOLO-Seusai melaksanakan wukuf di Arafah dan bermalam di Muzdalifah pada 9 Zulhijjah atau Rabu (23/9/2015), ribuan calon haji (calhaj) seluruh dunia bergerak ke Mina untuk melaksanakan melontar jamrah.

Advertisement

Melontar jamrah merupakan wajib haji yang harus dilakukan calhaj, namun ketika ditinggalkan harus membayar dam atau denda.

Pada Kamis (24/9/2015), seluruh calhaj melaksanakan lontar Jumrah Aqabah. Sebagian besar calhaj asal Indonesia mendapat tempat di Mina Jadid yang lokasinya berjarak 7 kilo meter (km) dari ke Jamarat (tempat melontar jamrah). Dengan kondisi seperti ini, banyak calhaj asal Indonesia yang membadalkan (mewakilkan) jamrah Aqabah kepada calhaj lain.

Rata-rata calhaj yang membadalkan Jumrah Aqabah adalah calhaj yang sudah tua dan calhaj yang sedang sakit. “Calhaj yang mewakilkan ibadah Jumrah Aqabah harus mengganti dengan denda,” kata Anggota Tim Petugas Haji Daerah (TPHD) Kota Semarang,Taufikurrahman, kepada solopos.com melalui pesan singkat, Kamis.

Advertisement

Taufik menceritakan jarak antara pemondokan ke Jamarat harus ditempuh calhaj dengan jalan kaki. Kendaraan umum dan fasilitas transportasi tidak disediakan panitia. Hanya calhaj yang memiliki kondisi fisik yang kuat dan sehat berani menempuh perjalanan tersebut. Calhaj harus menempuh jarak 14 km untuk pergi dan pulang ke pemondokan di Mina Jadid.
“Ini calhaj seusai melontar Jumrah Aqabah langsung istirahat di tenda yang telah disediakan di Mina Jadid,” kata Taufik.

Pada tanggal 11 Zulhijjah atau Jumat (25/9/2015), calhaj tersebut juga harus melaksanakan Jamrah Ula dan Wusta ke Jamarat lagi. Calhaj harus berjalan kaki sepanjang 7 km dengan kondisi cuaca yang cukup ekstrim. Pada siang hari, suhu di Tanah Suci bisa mencapai 48 derajat celcius.

Mengenai cuaca ekstrim tersebut, panitia mengimbau kepada seluruh calhaj untuk tidak keluar tenda jika tidak ada kepentingan yang mendesak. Hal ini bertujuan supaya calhaj tidak terkena sinar matahari secara langsung.

Advertisement

Anggota Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD) Jawa Tengah, Nur Shoib Banari, mengatakan selama prosesi melontar Jamrah berlangsung, seluruh tim kesehatan selalu disiagakan. Dia mengatakan saat ini untuk menuju ke Jamarat sudah terjadwal sehingga tidak terjadi penumpukan.

Pembagian jadwal akses ke Jamarat disesuaikan kawasan, semisal untuk lantai I untuk calhaj asal Asia Tenggara, lantai II untuk calhaj asal Eropa, dan sebagainya.

“Setelah melontar Jumrah, calhaj akan melaksanakan Tahallul awal, Tawaf, Sai, Tahallul Tsani, dan terakhir Tawaf Wada’ atau Tawaf perpisahan,” kata dia melalui media sosial facebook.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif