News
Senin, 17 Agustus 2015 - 15:30 WIB

HUT KE-70 RI : Jalan Kaki 3 Hari ke Istana, Suku Baduy Ingin Agama Sunda Wiwitan Diakui

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi (kiri) menyerahkan bendera kepada anggota Paskibraka, Senin (17/8/2015). (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

HUT ke-70 RI menjadi pengalaman baru bagi Suku Baduy. Mereka diundang ke Istana meskipun harus jalan kaki 3 hari.

Solopos.com, JAKARTA — Selama tiga hari, perwakilan suku adat Baduy berjalan kaki menuju Istana Kepresidenan Jakarta. Hal itu mereka lakukan untuk memenuhi undangan menghadiri Upacara Detik-Detik Proklamasi ke-70 RI.

Advertisement

Mursyid, Wakil Jaro Tangkir Cibeok, Lebak, Banten, mengatakan rombongan suku adat Baduy yang terdiri dari tujuh orang tiba di Kompleks Istana Kepresidenan pada pukul 06.00 WIB. Lima orang berasal dari Badui Dalam dan dua orang dari Badui Luar.

“Ini bagus sekali, sangat berbahagia dapat undangan khusus,” tuturnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (17/8/2015).

Sebagai bagian dari masyarakat adat Nusantara, lanjutnya, Suku Baduy juga ikut serta dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa. Sejumlah harapan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun dituturkan pada HUT ke-70 Kemerdekaan RI ini.

Advertisement

“Kami tentu memohon yang terhormat Bapak Presiden kita untuk memberikan kebijakan khusus untuk suku-suku adat,” ujarnya,

Mursyid mengatakan kebijakan tersebut terkait suku adat Nusantara, antara lain terkait pengakuan negara terhadap hak-hak adat, identitas, aliran kepercayaan dan agama, serta dukungan kesejahteraan. “Kami merasa hak-hak adat kami seperti identitas utama KTP, kami mohon agama kami Sunda Wiwitan dimasukan,” pungkas pria yang tiba di Istana dengan busana ?kutung atau jamang sangsang.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif