News
Kamis, 11 Agustus 2016 - 10:31 WIB

Human Right Watch Tuding Pemerintah Indonesia Picu Serangan Terhadap LGBT

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Polisi membubarkan pawai peringatan hak-hak LGBT, di Istanbul Turki, Minggu (28/6/2015). (JIBI/Solopos/Reuters/Huseyin Aldemir)

Fenomena LGBT menjadi isu panas beberapa waktu lalu. Pemerintah Indonesia melalui sejumlah lembaga dinilai memicu serangan terhadap LGBT.

Solopos.com, JAKARTA — Human Right Watch (HRW) menuding pemerintah Indonesia telah memicu serangan yang mengancam keamanan dan hak-hak kaum minoritas seksual dan gender pada awal 2016.

Advertisement

Dalam laporan bertajuk Permainan politik ini menghancurkan kehidupan kami; Komunitas LGBT Indonesia di bawah ancaman, HRW mendokumentasikan pernyataan-pernyataan resmi dari pemerintah tentang LGBT yang dianggap tidak sesuai dengan fakta. Hal ini telah memicu terjadinya sanksi sosial berupa pelecehan dan tindak kekerasan terhadap LGBT di Indonesia.

Kyle Knight, peneliti sekaligus penulis laporan tersebut, mengatakan sanksi sosial ini juga berupa ancaman pembunuhan dari berbagai kelompok. Dia membeberkan bagaimana sejumlah lembaga negara seperti Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengeluarkan petunjuk penyensoran untuk melarang informasi yang menggambarkan hidup kaum LGBT sebagai “normal”.

“Tindakan diskriminatif para pejabat dan lembaga negara Indonesia secara gambling menyingkap betapa dalam dan luasnya prasangka pemerintah,” ujarnya, Kamis (11/8/2016).

Advertisement

Laporan setebal 58 halaman ini dibuat berdasarkan wawancara 70 orang dari minoritas seksual dan gender, aktivis HAM, dan perwakilan masyarakat sipil di sejumlah tempat di Indonesia antara Januari-Juni 2016.

Knight menuturkan serangkaian ucapan anti-LGBT dimulai dengan pernyataan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir pada 24 Januari 2016. Saat itu, Nasir mengatakan melarang organisasi mahasiswa LGBT di berbagai kampus. Ini merupakan respons dari Nasir terhadap keberadaaan Support Group and Reasearch Center on Sexuality Studies (GBRC) di Universitas Indonesia.

Selain Menristekdikti, sejumlah pernyataan lainnya juga keluar dari mulut para pejabat. Dalam sebuah seminar kesehatan, Walikota Tengerang Arief Wismansyah mengingatkan bahwa susu formula bisa membuat bagi menjadi gay. Adapun Menteri Pertahanan Ryamizad Ryacudu menyamakan aktivitas kaum LGBT sebagai proxy war yang lebih berbahaya ketimbang perang nuklir.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif