News
Rabu, 4 November 2020 - 20:30 WIB

Hujan Deras, Belasan Makam di Ngaglik Sleman Ambles

Harian Jogja  /  Lajeng Padmaratri  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Belasan makam di TPU Sasana Mulya Minomartani, Dusun Mlandangan, Kalurahan Minomartani, Kapanewon Ngaglik ambles akibat hujan lebat yang mengguyur pada Jumat (30/10) lalu. Foto diambil pada Rabu (3/11). (Solopos.com-Harian Jogja/Lajeng Padmaratri)

Solopos.com, SLEMAN — Akibat hujan deras yang mengguyur Dusun Mlandangan, Kalurahan Minomartani, Kapanewon Ngaglik, Sleman pada pekan lalu, belasan makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sasana Mulya Minomartani ambles. Ahli waris kemudian melakukan perbaikan mandiri terhadap makam tersebut.

Juru Kunci TPU Sasana Mulya Minomartani, Tugino, mengatakan makam ambles diperkirakan terjadi lantaran tanah di TPU tersebut tidak kuat menampung air hujan. Menurutnya, tanah di TPU yang berdiri sejak 1991 itu merupakan tanah uruk.

Advertisement

“Hujan lebat Jumat [30/10] kemarin, lalu saya cek ada 12 makam yang nisannya ambles. Selain itu ada empat makam yang ambles tanahnya, tapi nisannya masih tertahan tanah sekitarnya,” kata Tugino kepada wartawan pada Rabu (4/11/2020) di TPU Sasana Mulya Minomartani.

Setelah ada kejadian itu, pihaknya langsung menghubungi para ahli waris. Kemudian, mulai Selasa (3/11) sejumlah ahli waris melakukan perbaikan mandiri terhadap makam itu.

Advertisement

Setelah ada kejadian itu, pihaknya langsung menghubungi para ahli waris. Kemudian, mulai Selasa (3/11) sejumlah ahli waris melakukan perbaikan mandiri terhadap makam itu.

“Akan diperbaiki tapi oleh ahli waris. Pengurus makam hanya bantu tanah uruk, sementara tenaga yang mengerjakan dari ahli waris,” lanjutnya.

Kecelakaan Maut! Truk Tabrak Truk di Ceper Klaten Telan 1 Korban Jiwa

Advertisement

Salah seorang ahli waris, Edi Dwi, 60, menuturkan makam ibunya turut ambles akibat hujan deras Jumat lalu. Setelah mengetahui kejadian itu, ia langsung melakukan perbaikan dengan menutup amblesan dengan batu kerikil dan pasir, kemudian mengecor nisannya.

“Saya perbaiki mandiri dulu takutnya ambrol. Saya belum tahu dari perangkat desa akan bertindak bagaimana,” kata warga Mlandangan ini.

Menurutnya, kejadian ini baru pertama kali dialaminya. Ia berharap musibah ini tidak terulang kembali, terlebih saat ini baru memasuki awal musim penghujan. Ia mengusulkan supaya pengelola makam memperbaiki saluran air di TPU tersebut supaya tidak ambles lagi.

Advertisement

Kabar Bahagia! Hasil Uji Klinis Fase 3, Vaksin Covid-19 Cenderung Aman

Pernah Ambles

Sementara itu, Ulu-Ulu Kalurahan Minomartani, Dedi Eko Bintoro menuturkan pihaknya telah berkoordinasi dengan pengelola TPU untuk memperbaiki saluran air. Ia mengakui, tanah di TPU tersebut tergolong labil karena merupaka tanah uruk, sehingga ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi ditambah beban nisan yang berat akan membuat tanah tergerus air, lalu ambles.

“Kami akan buat DED [Detail Engineering Design] dengan anggaran APBDes untuk memperbaiki saluran air di TPU. Mungkin realisasinya baru bisa tahun depan,” ujarnya.

Advertisement

Tugino mengakui makam ambles bukan kali ini saja. Sekitar lima tahun yang lalu, hujan deras juga menyebabkan sejumlah makam ambles. Bahkan, saat itu beberapa peti jenazah turut terseret arus dan masuk ke area kolam ikan di timur TPU.

Terpapar Covid-19, Kondisi Wali Kota Semarang Panas & Batuk

“Dulu di samping makam itu belum dibangun talut, jadi sempat tiga peti jenazah terseret dan masuk ke kolam. Sedangkan dua peti lainnya yang masih di tepi,” ujarnya.

Setelah kejadian itu, pinggiran TPU sebelah timur itu kemudian dibangun talut. Kini, pihak pengelola makam masih menyiapkan saluran air supaya air hujan di area pemakaman tidak membuat makam kembali ambles.

“Sementara ini makam diurug dulu sampai setinggi jalan. Lalu bikin parit sementara. Airnya diarahkan untuk keluar lewat got yang mengarah ke kali samping TPU,” kata dia.

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif