News
Selasa, 12 Juni 2012 - 15:41 WIB

HISWANA MIGAS Soloraya Sisir Pengecer “Bermasalah”

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga membeli elpiji (ilustrasi/Burhan Aris Nugraha/Espos/dok)

Warga membeli elpiji (ilustrasi/Burhan Aris Nugraha/Espos/dok)

SOLO —Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak Bumi dan Gas (Hiswana Migas) Soloraya mulai bergerak menyisir pengecer “bermasalah” yang tidak mendapatkan pasokan elpiji 3 kilogram (kg) sesuai kebutuhan.

Advertisement

Langkah tersebut membawa hasil. Hiswana Migas menemukan pengecer yang kekurangan stok tersebut adalah pengecer di luar jalur distribusi resmi. Kepala Bidang (Kabid) Elpiji 3 kg Hiswana Migas Soloraya, Budi Prasetyo, menjelaskan secara resmi penyaluran elpiji 3 kg dilakukan dengan jalur Pertamina-agen-pangkalan. Konsumen membeli elpiji pada pangkalan, yang jumlahnya mencapai 1.200 pangkalan di Kota Solo.

Meski jumlah pangkalan banyak, kenyataannya banyak konsumen membeli elpiji ke pengecer. Padahal pengecer tidak masuk dalam jalur distribusi resmi yang ditetapkan Pertamina. Pengecer biasa membeli elpiji pada pangkalan atau langsung ke agen. “Menjadi bermasalah ketika ada pengecer yang biasa menjual kembali elpiji dari pangkalan, tidak dapat jatah karena permintaan naik. Ini seperti yang kami temukan di kawasan Pasar Nongko,” terang Budi, saat ditemui wartawan, di sela-sela inspeksi mendadak (Sidak) di kantor Hiswana Migas Soloraya, Selasa (12/6).

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Budi menjelaskan, pengecer itu akan mendapat pasokan dari jalur distribusi resmi, namun tanpa melibatkan agen di wilayah setempat. Atau dengan kata lain, pengecer tersebut akan dirangkul untuk masuk dalam sistem distribusi resmi sebagai pangkalan. Namun, untuk sementara, lantaran Hiswana Migas dan Pemkot Solo telah bersepakat menjalankan sistem Distribusi Tertutup (Distup), pengecer tersebut bakal mendapat pasokan dari agen di luar wilayah setempat.

Advertisement

Selain pengecer, penyisiran Hiswana Migas juga menemukan adanya lonjakan permintaan karena panic buying masyarakat menyusul kabar kelangkaan elpiji di Jawa Barat. Namun, dia memastikan tambahan kuota 3,5% di bulan Juni dan drop-dropan alokasi 100% kebutuhan harian pada Rabu (13/6) dan Jumat (15/6) cukup untuk mengatasi persoalan itu.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif